Simeulue (ANTARA) - Harga kelapa tua di kalangan pedagang eceran di Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh mengalami kenaikan hingga 125 persen dari sebelumnya Rp4.000 menjadi Rp9.000 per butir.
"Kenaikan harga ini terjadi sejak awal tahun. Saya tidak mengetahui secara detail penyebab kenaikannya. Saya beli dari pengepul dengan hari Rp6.000 hingga Rp8.000 per butir. Sedangkan harga jual Rp9.000," kata Sabri, pedagang kelapa di Pasar Sinabang, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, Senin.
Ia mengatakan harga tersebut belum termasuk dengan ongkos kukur atau parut kelapa. Jika termasuk parut atau kukur, maka harganya menjadi Rp10 ribu per butir.
Sementara itu, Nurliana, pedagang kelapa lainnya, mengatakan dirinya menerima informasi kenaikan harga kelapa tua di kabupaten kepulauan tersebut disebabkan karena kekurangan pasokan dari petani.
Baca: Puluhan hektare pohon kelapa di Simeulue diserang hama
"Informasinya, kenaikan harga kelapa ini karena pasokan berkurang. Selain itu, kenaikan harga kelapa tua karena petani lebih memilih menjual kelapa muda. Kenaikan ini cukup membebani konsumen, terutama ibu rumah tangga," katanya.
Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Simeulue, Hasrat Abubakar mengatakan kabupaten kepulauan tersebut membutuhkan 80 ribu ton buah kelapa guna memenuhi kebutuhan usaha produksi dan rumah tangga.
"Sedangkan produktivitas atau hasil produksi kelapa di Kabupaten Simeulue hanya berkisar 5.000 ton hingga 6.000 ton per tahun, sehingga harus dipasok dari daratan Pulau Sumatra," kata Hasrat Abubakar.
Kabupaten Simeulue merupakan wilayah kepulauan terluar di Provinsi Aceh. Pulau Simeulue berada di Samudra Hindia yang jaraknya sekitar 180 mil laut dari pesisir barat Pulau Sumatera.
Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat sejak tahun 1999. Kabupaten Simeulue memiliki 10 kecamatan dengan 138 gampong atau desa yang dihuni sekitar 96 ribuan jiwa.
Baca: Pemkab Simeulue programkan peremajaan kelapa tingkatkan produktivitas
Pewarta: Ade IrwansahEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025