Upacara digelar di halaman kantor bupati lama di Tapaktuan, Selasa. Bertindak sebagai inspektur upacara Bupati Aceh Selatan Tgk Amran diwakili Sekretaris Daerah Cut Syazalisma.
Bupati Aceh Selatan Tgk Amran diwakili Sekretaris Daerah Cut Syazalisma menegaskan esensi filosofis dari otonomi daerah adalah desentralisasi kewenangan, agar daerah mencapai kemandirian fiskal.
"Di antaranya dengan menggali potensi sumber daya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, serta memacu percepatan dan pemerataan pembangunan," kata Cut Syazalisma.
Hal tersebut disampaikan Cut Syazalisma sesuai pidato Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian serta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
"Otonomi daerah telah memberikan dampak positif, dibuktikan dengan adanya percepatan pembangunan yang ditandai dengan meningkatnya angka indeks pembangunan manusia bertambahnya PAD, dan kemampuan fiskal daerah," kata Cut Syazalisma.
Melalui program peningkatan pembangunan produk dalam negeri (P3DN), pemerintah berupaya untuk mendorong masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri.
Serta dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, pemerintah juga menargetkan tahun 2023, angka stunting anak turun menjadi 17 persen secara nasional.
Sementara itu, dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, Pemerintah melalui Mendikbudristek telah meluncurkan 24 episode Merdeka Belajar, hal ini bertujuan untuk membawa kita semakin dekat dengan cita-cita Ki Hajar Dewantara.
Cita-cita tersebut yaitu mewujudkan pendidikan yang menentukan bakat, minat, dan potensi peserta didik, agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan anggota masyarakat.
"Hadirnya platform Merdeka Mengajar memberikan ruang untuk bebas berinovasi di kelas, serta mendorong pengembangan karakter dan kompetensi tenaga pendidik. Hal itu berdampak pada seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang difokuskan pada mengukur kemampuan literasi dan bernalar," kata Cut Syazalisma.
Selain itu, para mahasiswa yang dulu hanya belajar teori dalam kelas, sekarang bisa mencari pengetahuan dan pengalaman di luar kampus dengan hadirnya program Kampus Merdeka.
Kemudian, para kepala sekolah dan kepala daerah juga dapat melakukan data asesmen nasional di platform rapor pendidikan untuk melakukan perbaikan kualitas layanan pendidikan, di wilayahnya masing-masing.
"Bersama-sama kita telah membuat sejarah baru dengan Gerakan Merdeka Belajar, Transformasi yang massif ini sudah sepatutnya disyukuri, karena semuanya adalah hasil dari kerja keras dan kerja sama kita semua," pungkas Cut Syazalisma.
Upacara turut dihadiri forkopimda plus, Asisten Setdakab, Staf Ahli Kepala Daerah, Kepala SKPK, Kabag Setdakab, Camat Tapaktuan, pimpinan instansi vertikal, organisasi, pejabat eselon di lingkungan Pemkab Aceh Selatan, pelajar, dan insan pendidikan, dan lainnya.

Pewarta: Risky Hardian SaputraEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025