Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengumpulkan 141 pangkalan dan agen penyalur elpiji subsidi 3 kilogram untuk pemeriksaan perizinan Usaha Kecil Menengah (UKM).

"Dari semua pangkalan ada sekitar 10 yang izinya sudah mati, mereka kita beri waktu satu minggu untuk memperpanjang, bila tidak dilakukan maka pangkalan bersangkutan akan dicoret," kata Kepala Bidang UKM pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Aceh Barat Idrus di Meulaboh, Senin.

Hal itu disampaikan usai pertemuan evaluasi perizinan UKM pangkalan dan agen penyalur tabung gas LGP subsidi 3 kg di aula Disperindagkop dengan pemateri unsur Kepolisian Aceh Barat, acara tersebut dihadiri 141 pemilik pangkalan serta tiga agen PT Pertamina wilayah kerja setempat.

Dia menjelaskan, tujuan dari pemeriksaan izin tersebut untuk menekan terjadinya penyalahgunaan terhadap penyaluran LPG subsidi 3 kg, karena wilayah setempat sering terjadi kelangkaan diduga karena ada permainan ditingkat pangkalan.

Idrus menjelaskan, terkait permintaan dinaikan Harga Enceran Tertinggi (HET) LPG 3 kg oleh pengusaha agen pangkalan, hal tersebut tidak dapat dirubah karena sudah ada aturan yang lebih tinggi tidak dapat diintervensi dengan kebijakan lokal.

"Kecuali kawasan yang berjarak 60 kilometer seperti Kecamatan Sungai Mas dan Woyla Timur, kawasan lain tidak boleh dinaikan HETnya karena itu semua juga sudah ada ketentuan dari pusat dan Gubernur Aceh," sebutnya.

Lebih lanjut disampaikan, kuota gas subsidi 3 kg untuk Aceh Barat masih berjumlah 60 ribu tabung/bulan untuk disalurkan kepada 15 ribu KK masyarakat miskin, untuk jumlah tersebut mustahil tidak tercukupi maupun terjadi kelangkaan LPG 3 kg ditengah masyarakat.

Jelas Idrus, setiap pangkalan di kawasan setempat mendapatkan kuota bervariasi mulai dari tertinggi sebanyak 1.500 tabung/pangkalan, 900 tabung dan terendah 600 tabung, jumlah tersebut sesuai permintaan dan ketersediaan tabung gas diajukan pemilik pangkalan.

Terkait penyebab kelangkaan tabung "gas melon" tersebut karena terjadi penyalahgunaan terindikasi pada perhotelan, warung, kantin besar dan bahkan penjualan sampai berada di tingkat kios-kios kecil yang tidak dibenarkan.

"Kalau pemakainya benar rakyat miskin dan usaha Mikro, saya rasa lebih tiap bulan yang jumlah pasokannya mencapai 60 ribu tabung per bulan. Sudah ada temuan kita dijual oleh masyarakat biasa dan tabung gas ini dipakai perhotelan," katanya menambahkan.



Pewarta: Pewarta : Anwar
Uploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025