Tapaktuan, 10/12 (Antaraaceh) - Nelayan Kabupaten Aceh Selatan,  Aceh, mendukung langkah tegas Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan TNI AL serta Bakorkamla yang langsung menenggelamkan kapal asing ilegal pencuri ikan di perairan Indonesia.
"Kami mengapresiasi serta mendukung sikap tegas Pemerintah tersebut. Kalau tidak ditenggelamkan, kapal-kapal asing selalu mencuri dan menghabiskan ikan-ikan di Indonesia," kata Panglima Laot Kabupaten Aceh Selatan  M Jamil di Tapaktuan, Rabu.
Dikatakan, bila kapal asing itu mengambil ikan dengan cara memancing, itu biasa, tapi mereka menggunakan pukat harimau sehingga ketersediaan ikan nyaris tidak tersisa lagi bagi nelayan lokal.
Ia menyatakan, kapal nelayan asing yang sering mencuri ikan di perairan Indonesia menjadi momok bagi nelayan di Tanah Air selama ini.
Kementerian Kelautan dan Perikanan beberapa hari lalu telah menenggelamkan sejumlah kapal asing ilegal. Kebijakan itu dilakukan untuk memberikan efek jera bagi kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia.
Diungkapkan, selama ini banyak kapal asing yang luput dari pengawasan aparat keamanan. Walaupun ada yang tertangkap, tapi banyak kapal yang secara sembunyi-sembunyi masuk ke wilayah perairan Indonesia.
Akibatnya selama ini, nelayan Aceh Selatan sangat dirugikan, karena nelayan tradisional hanya menangkap ikan dengan cara memancing atau menggunakan jaring ikan. Sementara, nelayan asing ilegal itu menangkap ikan dalam skala besar menggunakan peralatan canggih.
Banyak masyarakat di kabupaten itu memilih pekerjaan sebagai nelayan. Bagi masyarakat setempat, melaut merupakan tradisi yang bernilai ekonomi.
Setelah adanya kebijakan pemerintah tersebut, katanya, kapal-kapal dari Thailand dan negara lainnya sudah tidak terlihat lagi di perairan Aceh Selatan.
"Sejak pemberlakuan kebijakan penenggelaman kapal itu, tak terlihat lagi kapal-kapal asing yang melintas di seputaran lautan Aceh Selatan dan Samudera Hindia yang masuk ke dalam teritorial laut Indonesia. Biasanya mereka selalu kelihatan," katanya.
Menyikapi persoalan tersebut, anggota DPRK Aceh Selatan Alja Yusnadi mengatakan, sebenarnya langkah penenggelaman kapal ikan asing yang secara ilegal menangkap ikan di wilayah Indonesia bukan hal baru, melainkan langkah tersebut memang sudah menjadi kewajiban pemerintah, karena aturannya memang sudah ada tercantum dalam Undang-undang Perikanan dan Kelautan Republik Indoensia.
"Sebenarnya ini bukan hal baru sebab aturannya memang sudah ada hanya saja selama ini gebrakan seperti itu tidak mau di lakukan oleh Pemerintah sebelumnya, sehingga ketika langkah tegas seperti itu dilakukan oleh Pemerintah sekarang, langsung mengejutkan banyak pihak," ungkapnya.
Dia mengakui dengan diberlakukan langkah tegas penenggelaman akan membawa manfaat bagi nelayan Indonesia karena setidaknya langkah itu akan memberikan efek jera bagi nelayan asing yang selama ini mencuri ikan di wilayah laut Indonesia.
Namun, dia meyakini bahwa langkah itu bukanlah satu-satunya solusi yang tepat jika Pemerintah Pusat tidak membarengi dengan kebijakan pemberian bantuan untuk meningkatkan peralatan penangkap ikan bagi nelayan Indonesia agar mampu bersaing dengan peralatan penangkap ikan para nelayan asing yang sudah sangat canggih serta modern.
"Jika Pemerintah Pusat hanya tegas terhadap penenggelaman kapal ikan asing, namun tidak tegas dalam hal kebijakan pemberian bantuan peningkatan peralatan penangkap ikan nelayan dalam negeri, saya pikir sama saja. Sebab percuma saja melarang kapal asing masuk ke wilayah Indonesia sementara nelayan Indonesia sendiri tidak mampu mengambil ikan dalam skala besar di wilayahnya sendiri karena tidak dilengkapi dengan peralatan canggih," cetusnya.
Karena itu, pihaknya meminta kepada Pemerintah Pusat agar pemberlakuan kebijakan tegas penenggelaman kapal ikan asing yang mencuri ikan secara ilegal dalam wilayah Indonesia, hendaknya juga dibarengi dengan kebijakan pemberian bantuan peralatan penangkap ikan yang canggih kepada nelayan Indonesia agar ketersediaan ikan yang terkandung di dalam laut Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan para nelayan yang ada.
"Sekarang logika kita berfikir, kan percuma saja jika potensi kandungan ikan yang ada dalam laut Indonesia  sangat melimpah tidak bisa diambil oleh nelayan asing dengan menggunakan peralatan canggih, sementara kandungan ikan tersebut juga tidak bisa di ambil secara maksimal oleh nelayan dalam negeri, karena keterbatasan peralatan yang ada," pungkasnya.


Editor : Antara Aceh
COPYRIGHT © ANTARA 2025