Sekretaris Komisi C Dewan Perwakilan Kota (DPRK) Banda Aceh, Ramza Harli, SE mitra kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah {DPKD}, mengharapkan Pemko Banda Aceh harus meningkatkan target pendapatan asli daerah {PAD}lebih tinggi dari target tahun 2014 ini.
Meski mencapai 100 persen, kata Ramza, PAD Banda Aceh yang ditargetkan Rp 153 M dinilai masih sangat rendah dibandingkan dengan potensi galian sumber yang ada di kota.
“Ke depan, semua potensi pajak di kota harus digarap secara maksimal, sehingga target bisa ditingkatkan lebih tinggi dari tahun 2014 ini” kata anggota dewan dari Partai Gerindra ini mengingatkan.
Banyak sektor yang belum digarap secara maksimal, seperti tempat parkir yang menjadi andalan PAD selama ini, masih ada bocorannya. Pemko harus serius menatanya kembali areal parkir, termasuk tempat parkir di lantai 4 Pasar Aceh yang masih terjadi perdebatan dengan pedagang.
Pedagang mengharapkan parkir tetap di bawah disisi badan jalan, sehingga dengan mudah mereka bisa menggait pembeli. Sementara, pemko membangun parkir di lantai empat agar arus lalulintas di sana tidak terganggu dengan perpakiran yang selama ini, sering mengundangkan kemacetan.
Ramza meminta dinas terkait perlu segera merasionalisasikan kembali, antara lapak yang berpotensi baik lokasinya atau luasnya perlu dihitung kembali, sehingga pemasokan pajak dari setiap tempat parkir sesuai dengan potensi areal yang ada. Jangan terkesan, tempat yang banyak parkirnya seperti di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin lebih kecil pajaknya dari tempat lain. Padahal, di SUZA selalu padat parkirnya dari pagi sampai malam hari.
Selain dari perparkiran, PAD kota juga dari izin mendirikan bangunan {IMB}, restaurant, perhotelan, baliho, industri, pedagang dan sejumlah sektor lainnya. Untuk meningkatkan target PAD dewan meminta eksekutif memaparkan bagaimana tim lapangan bekerja untuk mengutip pajak.
“Kalau memang ada kendala dengan tim di lapangan, misalnya tenaganya kurang. Ya, pemko harus menambahnya. Jadi, titik kelemahannya harus dicari dan segera diperbaiki jangan menunggu lama-lama,”jelas Ramza.
Selain PAD, Ramza Harli yang baru dua bulan menjadi anggota dewan kota juga menyorot persoalan saluran dalam Kota Banda Aceh yang tak pernah tertangani dengan baik. Padahal, ibukota provinsi Aceh ini tergolong kota kecil – namun kerap terjadi banjir genangan air hujan. Kondisi ini, terjadi karena saluran air di Banda Aceh tidak pernah diurus dengan tuntas, meski memiliki dua sungai besar sebagai muara pembuang air.
Untuk tahun depan persoalan saluran di desa-desa harus mendapat diperhatikan serius, sehingga ketika musim hujan warga tidak direpotkan dengan banjir genangan dan jangan sampai saluran dalam Banda Aceh yang tidak beres juga menjadi sarang nyamuk.
“Mengenai saluran sudah lama ngak beres-beres. Sudah berarapa banyak uang untuk mengurusnya tapi tidak pernah tuntas. Kami, akan turun ke desa untuk cek di desa mana saja yang masih sering terjadi banjir genangan dan menjadi prioritas untuk dibangun,”katanya.
Menyahuti keluhan masyarakat, Ramza akan mengawal anggaran tahun 2015 agar benar-benar pro rakyat. Dana-dana yang tidak pro masyarakat pihaknya langsung akan mencoret, meski hasil muresbang – karena tidak semua dari muresbang merupakan keinginan rakyat. Tapi, selama ini masih ada pogram yang mengatasnamakan rakyat.{ADV}.
Uploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025