“Rapid test yang dilakukan dalam dua hari terakhir ini bisa memecahkan fenomena gunung es, di mana pemerintah mencoba menerapkan sistem jemput bola dengan mengundang ODP untuk tes, dan melakukan tes pada Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berkumpul di tempat publik,” kata Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Aceh, Dyah Erti Idawati di Aceh Besar, Senin.
Di sela-sela memantau langsung proses rapid test, Dyah menjelaskan jika pun ada kasus bisa segera terdeteksi dan mengambil langkah cepat sehingga virusnya tidak akan tersebar lagi.
Dyah juga mengimbau masyarakat Aceh untuk mematuhi anjuran pemerintah yaitu sosial dan psycal distancing, karena melalui kegiatan tersebut akan memotong mata rantai penyebaran virus.
Kepala Puskesmas Kopelma Darussalam, dr Amalia menyebutkan rapid test bagi pasien ODP yang masuk dalam pantauan itu sangatlah membantu pihaknya.
"Alhamdulillah ini menjawab kegelisahan kami. Hari ini bisa tes untuk ODP dan keluarga mereka," kata dr Amalia.
Ia menyebutkan saat ini ada 36 ODP yang ditangani oleh Puskesmas Kopelma Darussalam, di mana tiga di antara mereka masih dalam pantauan dan 33 lainnya telah selesai masa pemantauan.
Selain ODP Covid-19 dan keluarga mereka, petugas kesehatan juga melakukan rapid test bagi dua orang yang dilaporkan pernah berhubungan dengan mahasiswi Malaysia yang dinyatakan positif COVID-19 usai pulang dari Aceh juga dites.
Pewarta: Muhammad IfdhalUploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025