Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus memperkuat perannya dalam menghadirkan layanan transportasi publik yang terjangkau dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Hingga September 2025, KAI mencatat telah melayani 13.155.181 pelanggan pada layanan Kereta Api Jarak Jauh dan Lokal bersubsidi Public Service Obligation (PSO), meningkat dari 12.263.091 pelanggan pada periode yang sama tahun 2024.
Peningkatan ini menjadi bukti nyata dukungan KAI terhadap pencapaian Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam mewujudkan pemerataan pembangunan, peningkatan produktivitas rakyat, dan penguatan infrastruktur berkelanjutan berbasis transportasi hijau. Vice President Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan bahwa PSO merupakan wujud kehadiran negara di sektor transportasi publik, di mana setiap warga negara berhak mendapatkan akses mobilitas yang layak dan terjangkau.
“PSO adalah bentuk nyata keadilan sosial dalam transportasi. Melalui kerja sama KAI dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, negara memastikan mobilitas rakyat tetap terjaga, dari kota besar hingga pelosok daerah. Ini adalah langkah konkret dalam mewujudkan pembangunan yang merata,” ujar Anne.
Selain menjaga aksesibilitas, layanan PSO juga menjadi bagian penting dari upaya transisi energi bersih dan mobilitas hijau. Moda kereta api merupakan transportasi publik paling efisien energi dan rendah emisi dibandingkan moda transportasi darat lainnya. “Setiap perjalanan dengan kereta bersubsidi berarti ikut menjaga bumi. Ketika masyarakat memilih naik kereta, mereka turut mengurangi polusi udara dan emisi karbon. Ini adalah kolaborasi nyata antara pemerintah, KAI, dan masyarakat dalam membangun masa depan hijau,” tambah Anne.
Layanan kereta PSO menjadi penopang mobilitas harian masyarakat dari pekerja, pelajar, hingga pelaku usaha kecil yang mengandalkan transportasi publik untuk beraktivitas dan menumbuhkan ekonomi lokal. Sepanjang Januari–September 2025, KA Airlangga, Sri Tanjung, dan Kahuripan menjadi tiga layanan jarak jauh paling diminati karena efisiensi, kenyamanan, dan tarif bersahabat.
10 Kereta Api PSO Jarak Jauh dan Sedang Terfavorit (Januari–September 2025):
1. KA 271 Airlangga (Surabaya Pasar Turi–Pasarsenen): 543.565 pelanggan
2. KA 272 Airlangga (Pasarsenen–Surabaya Pasar Turi): 542.005 pelanggan
3. KA 278–279 Sri Tanjung (Lempuyangan–Ketapang): 400.087 pelanggan
4. KA 280–277 Sri Tanjung (Ketapang–Lempuyangan): 391.802 pelanggan
5. KA 274 Kahuripan (Kiaracondong–Blitar): 350.319 pelanggan
6. KA 273 Kahuripan (Blitar–Kiaracondong): 346.852 pelanggan
7. KA 282 Bengawan (Pasarsenen–Purwosari): 343.008 pelanggan
8. KA 297 Probowangi (Surabaya Gubeng–Ketapang): 327.333 pelanggan
9. KA 281 Bengawan (Purwosari–Pasarsenen): 323.980 pelanggan
10. KA 298 Probowangi (Ketapang–Surabaya Gubeng): 311.832 pelanggan
“Setiap kursi PSO bukan sekadar tempat duduk, tapi ruang kesempatan. Di dalamnya ada cerita pelajar yang mengejar ilmu, pedagang kecil yang menjemput rezeki, hingga pekerja yang menjaga keberlangsungan ekonomi keluarga,” jelas Anne.
Hingga September 2025, total pelanggan PSO KAI Group mencapai 331.644.633 pelanggan atau 89,88 persen dari total pelanggan KAI Group sebanyak 369.002.910 pelanggan. Dukungan pemerintah melalui DJKA Kementerian Perhubungan juga mencakup berbagai layanan anak perusahaan KAI Group, dari transportasi perkotaan hingga bandara. KAI Commuter mencatat 293.287.197 pelanggan Commuter Line dan KA Lokal yang menjadi tulang punggung mobilitas aglomerasi di Jabodetabek, Surabaya, Yogyakarta, dan Jawa Barat. LRT Jabodebek melayani 20.769.914 pelanggan, menghadirkan mobilitas urban yang modern dan rendah emisi. Sementara itu, KAI Bandara melayani 4.432.341 pelanggan PSO, terdiri dari 1.345.536 pelanggan KA Bandara YIA dan 3.086.805 pelanggan KA Srilelawangsa di Medan yang memperkuat konektivitas antara bandara dan pusat kota.
Program PSO menjadi bagian integral dari visi pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada rakyat sekaligus ramah lingkungan. Transportasi publik berbasis rel tidak hanya membuka akses, tetapi juga menekan konsumsi energi fosil dan memperkuat komitmen menuju Net Zero Emission 2060. “Kami percaya, pembangunan tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang tanggung jawab lingkungan dan keberlanjutan sosial. Dengan dukungan pemerintah dan kesadaran masyarakat, rel kereta akan terus menjadi jalur masa depan yang hijau dan berkeadilan,” tutup Anne.
Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2025