Jakarta (ANTARA) - Optik Tunggal percaya bahwa bagi anak-anak pejuang Katarak Kongenital, kacamata adalah pintu awal untuk membuka dunia mereka. Lebih dari sekadar alat bantu, kacamata menjadi sarana penting agar mereka dapat belajar, bermain, dan berinteraksi secara optimal.  Katarak Kongenital, atau katarak bawaan sejak lahir, dapat menghambat perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak. Operasi menjadi langkah awal, namun proses pemulihan berlanjut melalui penggunaan kacamata khusus pascaoperasi sebagai bagian vital rehabilitasi visual.

Saat ini tidak semua keluarga mampu menyediakan kacamata khusus dengan resep kompleks dan teknologi presisi tinggi. Bagi keluarga prasejahtera, harga kacamata ini kerap menjadi beban berat. Inilah yang mendorong Optik Tunggal, selaku perusahaan yang telah berdiri 96 tahun di Indonesia untuk meluncurkan program CSR Katarak Kongenital, menjembatani kesenjangan akses tersebut.

Alexander F Kurniawan, CEO Optik Tunggal, menegaskan bahwa program CSR ini sejalan dengan visi perusahaan untuk meningkatkan kualitas penglihatan generasi Indonesia, dengan melibatkan tenaga medis, mitra strategis, dan komunitas. Hingga kini, ratusan anak di lebih dari 20 daerah terpencil di Indonesia telah merasakan manfaatnya.

“Kami percaya setiap anak berhak melihat dunia dengan jelas, tanpa terhalang oleh keterbatasan yang sebenarnya bisa diatasi. Setiap senyum yang muncul setelah mereka mengenakan kacamata pertama adalah pengingat bahwa perjuangan kami belum berakhir. CSR ini adalah komitmen jangka panjang Optik Tunggal yang lahir dari keyakinan mendalam, bukan hanya untuk membantu pasca operasi, tetapi juga memastikan setiap anak mendapat dukungan visual yang tepat, menyeluruh, dan berkelanjutan untuk masa depan mereka,” ujar Alexander Kurniawan.

Kisah ini berawal pada 2017, ketika aktris Asri Welas melahirkan putranya yang didiagnosis Katarak Kongenital. Temuan tersebut bermula dari kejanggalan respons visual Ibran ketika berada di Jepang, yang kemudian mendorong Asri untuk segera pulang ke Indonesia dan memeriksakan kondisi sang anak. Setelah melalui rangkaian pemeriksaan medis, dokter menyatakan bahwa Ibran harus segera menjalani operasi dan menggunakan kacamata khusus untuk menunjang perkembangan penglihatannya. Kesadaran akan pentingnya akses kacamata pascaoperasi inilah yang kemudian menuntun Asri pada kolaborasi strategis dengan Optik Tunggal.

“Saya bersyukur Ibran dapat ditangani dengan cepat dan kondisinya memungkinkan untuk memakai kacamata sebagai solusi utama. Begitu ia memakainya, reaksinya luar biasa,  untuk pertama kalinya ia melihat jelas wajah saya dan warna-warni dunia. Pengalaman inilah yang membuat saya tergerak bekerja sama dengan Optik Tunggal, agar lebih banyak anak dengan kondisi serupa mendapatkan akses kacamata khusus dan kesempatan yang sama untuk berkembang,” ujar Asri Welas.

Pada 2018 Optik Tunggal mulai melakukan CSR rutin untuk pemberian kacamata khusus, dan di 2019 Asri Welas bekerja sama dengan kampanye Optik Tunggal untuk mendonasikan 90 pasang kacamata khusus bagi anak-anak prasejahtera dengan katarak bawaan. Langkah ini menjadi awal gerakan yang kini menjangkau berbagai pelosok perdesaan hingga daerah terpencil di Indonesia. Program tersebut berkembang menjadi target 2.025 pasang kacamata gratis untuk keluarga prasejahtera. Pendekatannya tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga memastikan pendampingan jangka panjang agar anak menerima dukungan visual yang optimal seiring pertumbuhannya.

Alexander F Kurniawan mengisahkan bagaimana tim lapangan bekerja dengan ketelitian dan dedikasi tinggi dalam mengukur kacamata untuk anak-anak penerima manfaat. Setiap proses dimulai dari pemeriksaan detail kondisi mata, pemilihan lensa dengan presisi khusus dari ZEISS yang memang dirancang untuk kebutuhan pascaoperasi, hingga penyesuaian bentuk frame yang kecil agar sesuai dengan anatomi wajah anak. Dengan teknologi lensa ZEISS, kacamata khusus yang seharusnya tebal dan berat dapat dibuat lebih tipis, ringan, dan nyaman, sehingga memudahkan anak-anak untuk memakainya setiap hari tanpa merasa terbebani. Seluruh upaya ini dilakukan oleh tim Optik Tunggal dengan ketulusan, karena mereka percaya bahwa setiap kacamata yang diberikan bukan hanya produk, melainkan wujud nyata kepedulian dan harapan untuk masa depan anak-anak Indonesia.

“Kami selalu ingat senyum pertama anak saat melihat jelas. Itulah alasan kami membuat kacamata khusus yang bukan hanya presisi, tetapi juga nyaman dan menyenangkan untuk dipakai anak setiap hari. Rasa bahagia itu tidak ternilai, karena kami tahu di balik senyum tersebut ada kehidupan yang berubah, dan kami bersyukur bisa menjadi bagian dari kebahagiaan itu,” tutur Alexander F Kurniawan.

Program ini berlandaskan empat pilar: keberlanjutan bantuan melalui pengecekan dan penggantian lensa, kolaborasi luas dengan pihak medis dan publik, penggunaan teknologi lensa ZEISS presisi tinggi, serta pendekatan humanis yang menempatkan anak sebagai fokus utama. Capaian program hingga pertengahan tahun ini mencatat keterlibatan puluhan tenaga medis, ratusan pemeriksaan pascaoperasi, dan distribusi kacamata hingga wilayah terpencil.

Pada Juli 2025 lalu, Alexander F Kurniawan bersama Asri Welas bahkan mengunjungi salah satu penerima bantuan kacamata khusus di Bandung, Jawa Barat, bernama Eklema Nisa Azizah yang baru berusia sembilan bulan. Kunjungan ini memperlihatkan secara langsung bagaimana bantuan kacamata dari Optik Tunggal dapat mengubah kualitas hidup anak penerima, karena setelah mendapatkan kacamata khusus, Nisa mulai menunjukkan perkembangan positif pada respons visual dan interaksi sehari-harinya. Kisah Nisa sekaligus menjadi inspirasi bagi keluarga dan masyarakat akan pentingnya dukungan visual yang tepat sejak dini.

Terinspirasi dari kisah nyata seperti Nisa dan teman-teman penderita Katarak Kongenital lainnya, Optik Tunggal terus menguatkan komitmennya melalui berbagai inisiatif publik. Pada Agustus 2025, Optik Tunggal membuat kampanye sosial #RunForCongenitalCataract di ajang Maybank Marathon 2025 yang terselenggara di Bali United Training Center, Gianyar, Bali. Optik Tunggal menghadirkan atlet lari dan Running Enthusiast di Indonesia, yang masing-masing akan membawa pesan edukasi di sosial media mengenai katarak kongenital agar diketahui lebih luas oleh publik. Melalui kampanye ini, semangat olahraga juga dipadukan dengan kepedulian sosial, sehingga pesan tentang pentingnya deteksi dini dan akses kacamata khusus dapat tersampaikan secara inklusif dan menggerakkan partisipasi masyarakat.

Untuk keberlanjutan, Optik Tunggal berharap dapat menjalin kemitraan dengan dinas kesehatan daerah, puskesmas, dan posyandu guna mendorong deteksi dini katarak bawaan. Kampanye #AyoLihatDunia menjadi sarana partisipasi publik, mengajak masyarakat menyebarkan informasi CSR ini.

“Masyarakat yang ingin mendaftarkan anak atau mereferensikan pasien dapat mengakses kanal resmi CSR Optik Tunggal melalui hotline WhatsApp di 08118755192, ataupun e-mail optiktunggalpeduli@optiktunggal.com. Dengan setiap kacamata yang kami berikan, kami berharap bukan hanya mengembalikan penglihatan anak, tetapi juga membuka peluang mereka untuk bermimpi dan meraih masa depan,” tutup Alexander F Kurniawan.



Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire

COPYRIGHT © ANTARA 2025