Dengan kenaikan gold sales equivalent yang diiringi oleh kenaikan harga emas, perusahaan mencatatkan pendapatan 2024 naik 64 persen dari 2023

Jakarta (ANTARA) - PT Agincourt Resources (PTAR), perusahaan pertambangan emas yang mengelola Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mencatatkan pendapatan pada 2024 sebesar 557,9 juta dolar AS atau setara Rp9,09 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS), melonjak 64 persen dibandingkan pendapatan pada 2023 sebesar 340,0 juta dolar AS (sekitar Rp5,54 triliun).

Sepanjang 2024, menurut Presiden Direktur PTAR Muliady Sutio, perusahaan mencatat pencapaian yang menggembirakan. Dari sisi operasional, gold sales equivalent pada 2024 naik 19,7 persen menjadi 230.281 Oz dari 175.430 Oz pada 2023.

"Dengan kenaikan gold sales equivalent yang diiringi oleh kenaikan harga emas, perusahaan mencatatkan pendapatan 2024 naik 64 persen dari 2023," kata Muliady di Jakarta, Selasa.

Sementara untuk produksi pada tahun 2025, perusahaan menargetkan dapat mencapai 240.000 ounce emas.

"Saat ini harga emas memang sedang tinggi, tetapi kita perlu hati-hati karena biasanya kalau kenaikan terlalu tinggi, koreksinya juga tinggi," kata Muliady.

Ia mengatakan, Tambang Martabe yang mulai beroperasi sejak 2012 dikenal sebagai salah satu tambang emas dengan biaya operasional rendah serta standar keberlanjutan yang tinggi.

"Kami berkomitmen tidak hanya pada keunggulan operasional, tetapi juga pada prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Dengan menerapkan teknologi modern dan praktik terbaik di industri, PTAR berupaya memaksimalkan manfaat bagi pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sekitar dan lingkungan," ujar Muliady.

Oleh karena itu, komitmen PTAR terhadap lingkungan juga terus diperkuat. Salah satu target utamanya adalah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen dari 2019 hingga 2030.

Untuk mencapai target tersebut, perusahaan telah memasang solar PV berkapasitas 2,1 MWp, menggunakan biofuel B35, memanfaatkan energi terbarukan dari PLN, serta mengoperasikan alat-alat hybrid.

Untuk menopang aspek keberlanjutan, PTAR membangun fasilitas pembibitan (nursery) dengan kapasitas penyimpanan sampai 65.000 bibit. Sementara, dari sisi produktivitas, nursery tersebut mampu menghasilkan rata-rata 6.000 bibit pohon per bulan.

"Sepanjang 2024 kami telah menebar 21.095 seed ball dan menanam 29.183 benih pohon di berbagai area konservasi dan reklamasi. Luas reklamasi yang telah tercapai adalah 11,96 hektar sesuai dengan rencana yang diajukan ke Kementerian ESDM. Selain itu, kami juga menetapkan 150 hektar sebagai kawasan konservasi," katanya.

Tambang emas Martabe yang mulai berproduksi 2012 berlokasi di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumut. Setiap tahun tambang ini mampu menghasilkan lebih dari 200.000 ounce emas dan 1-2 juta ounce perak.

Kegiatan operasional Tambang Martabe berada di bawah pengawasan Kontrak Karya (KK) selama 30 tahun melalui kerja sama dengan Pemerintah Indonesia, dengan wilayah konsesi seluas 130.252 hektare (1.303 km2).

Sementara kepemilikan PTAR saat ini 95 persen dikuasai oleh PT Danusa Tambang Nusantara (Astra Grup) dan 5 persen PT Artha Nugraha Agung.

Baca juga: PT Agincourt Resources raih penghargaan dari Kementerian ESDM

Baca juga: Menggali potensi Tambang Emas Martabe dengan praktik berkelanjutan

 



Pewarta : Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Buchori

COPYRIGHT © ANTARA 2025