Banda Aceh (ANTARA) - Kalangan distributor di Aceh menyebutkan distribusi gas medis atau oksigen murni ke sejumlah daerah bencana, terutama wilayah tengah terkendala akses karena banyak jalan dan jembatan putus.
"Distribusi gas medis ke daerah bencana terkendala akses, terutama ke wilayah tengah. Hingga kini, pasokan ke wilayah tengah belum dapat dilakukan," kata Suntoro, pemilik Serikat Grup, distributor gas medis, di Aceh Besar, Senin.
Saat ini, kata dia, persediaan gas medis untuk wilayah tengah, khusus Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, bisa untuk kebutuhan 10 hari ke depan.
Dengan kondisi kendala akses seperti sekarang, kata dia, pihaknya kesulitan mengirim gas medis untuk menambah persediaan. Namun, pihaknya terus berupaya mencari solusi bagaimana mendiskusikan gas medis ke wilayah tengah Provinsi Aceh tersebut.
"Pengiriman gas medis via udara tidak dapat dilakukan karena tekanannya dalam wadah. Pengiriman ke wilayah bencana ini sedang dicari caranya, paling tidak pengiriman dalam bentuk botolan atau tabung kecil," katanya.
Terkait pasokan, kata Suntoro, gas medis didatangkan dari Sumatera Utara menggunakan truk tangki. Saat ini, pasokan dilakukan melalui jalur darat melewati pesisir barat selatan Provinsi Aceh dengan jarak tempuh 40 hingga 45 jam.
Sedangkan melalui jalur pesisir timur, kata dia, tidak dapat dilakukan karena jembatan putus di kawasan Kutablang, Kabupaten Bireuen. Padahal, jarak tempuh jika melewati pesisir timur hanya 20 hingga 22 jam.
"Sekarang ini, yang menjadi kendala pengiriman ke wilayah tengah. Kami berharap pemerintah dapat segera membuka akses ke wilayah tengah, sehingga kebutuhan gas medis bagi pasien dapat terpenuhi," kata Suntoro.
Selain itu, Suntoro juga mengharap dukung pemerintah memberikan kemudahan terkait bahan bakar minyak (BBM) untuk truk tangki pengangkut gas medis. Kemudahan tersebut berupa tidak ada lagi penjatahan pengisian BBM.
"Sebelumnya, truk tangki pengangkut gas medis hanya dijatah mengisi BBM Rp500 ribu. Jumlah tersebut tidak cukup untuk distribusi dari Sumatera Utara ke Banda Aceh melalui pesisir barat selatan," kata Suntoro.
Baca juga: Pemkab Aceh Barat audit pengelolaan ATK dan gas medis RSUD CND Meulaboh
Pewarta: M.Haris Setiady AgusEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025