Banda Aceh (ANTARA) - Kepolisian RI Daerah (Polda) Aceh melibatkan kalangan ulama dalam pembentukan dan melahirkan personel Polri yang profesional, berintegritas, sekaligus berakar pada kearifan lokal serta nilai-nilai keislaman yang merupakan identitas masyarakat Aceh.
Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah di Banda Aceh, Rabu, mengatakan keterlibatan ulama dalam proses pendidikan kepolisian adalah elemen strategis untuk membentuk karakter para calon polisi.
"Apalagi ke depan, tugas kepolisian di Aceh tidak hanya berkaitan dengan penegakan hukum dan pemeliharaan keamanan, tetapi juga menuntut pemahaman mendalam terhadap kultur masyarakat serta nilai-nilai syariah yang hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat," katanya.
Baca juga: Polda Aceh dan Komnas Perempuan perkuat sinergi penanganan kekerasan
Sebelumnya, kata dia, Polda Aceh menghadirkan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk H Faisal Ali sebagai pemateri dalam pembekalan kearifan lokal kepada peserta didik Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri 2025 di SPN Polda Aceh.
Kapolda menyebutkan materi yang disampaikan Tgk H Faisal Ali berfokus pada pemahaman mengenai ajaran menyimpang dan bahayanya aliran sesat, termasuk sikap menolak Rukun Iman, mengingkari sebagian Rukun Islam, meragukan kemurnian Al Quran, hingga tidak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir.
Materi lain ada tentang muamalat, yang menekankan pentingnya memahami bahaya riba, hukum pinjam meminjam, perjanjian gadai, hingga ketentuan kredit dalam perbankan, kata Marzuki Ali Basyah.
Kapolda Aceh mengatakan keterlibatan MPU dalam proses pendidikan adalah elemen strategis untuk membentuk karakter para calon polisi yang bertugas di Provinsi Aceh.
Apalagi ke depan, tugas kepolisian di Aceh tidak hanya berkaitan dengan penegakan hukum dan pemeliharaan keamanan, tetapi juga menuntut pemahaman mendalam terhadap kultur masyarakat serta nilai-nilai syariat yang hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
"Polri di Aceh terus berupaya menjadi lebih baik sejak tahap pendidikan. Dengan pendidikan yang terarah dan kolaboratif, para siswa didik diharapkan mampu tampil sebagai polisi yang profesional, berakhlak islami, serta mampu menerapkan kearifan lokal dalam setiap tugas pengabdian," katanya.
Kapolda juga menyebut bahwa Aceh memiliki identitas kuat sebagai daerah bersyariat, sehingga anggota Polri di Aceh harus memahami konteks budaya dan nilai-nilai masyarakatnya agar kehadirannya benar-benar dirasakan sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan.
"Kami mengapresiasi MPU Aceh yang selama ini konsisten bersinergi dengan SPN Polda Aceh dalam memperkuat fondasi moral para calon polisi. Kolaborasi ini tersebut semakin mempertegas arah pembinaan Polri Aceh yang humanis, responsif, dan memiliki sensitivitas tinggi terhadap nilai agama dan adat istiadat," kata Marzuki Ali Basyah.
Baca juga: Polda bentuk tim monitoring program MBG dan SPPG
Pewarta: M.Haris Setiady AgusEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025