Banda Aceh (ANTARA) - Puluhan peserta sekolah lanjut usia (lansia) di kawasan Neuheun, Kabupaten Aceh Besar, belajar menganyam daun kelapa sebagai bekal mereka mandiri dan tangguh serta bermanfaat untuk orang lainnya.

Pembelajaran keterampilan yang difasilitasi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh itu dipusatkan di Sekolah Lansia Ceria Bersama, Gampong Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu.

Kepala BKKBN Aceh Safrina Salim mengatakan sekolah lansia bukan semata-mata tempat lanjut usia belajar, tetapi lebih kepada untuk membuat mereka senang dan bahagia.

"Seperti belajar anyaman dari daun kelapa ini, mereka bisa membuatnya dan nantinya dibagikan kepada tetangga. Tentu itu membuat lansia mandiri. Dengan keterampilan tersebut, mereka merasa bermanfaat bagi orang lain," katanya.

Baca juga: Pemko Banda Aceh sudah bentuk 10 sekolah lansia, mewujudkan lansia tangguh

Safrina Salim menyebutkan pembelajaran anyaman tersebut diikuti sebanyak 30-an pelajar sekolah lansia. Selain anyaman, juga ada materi pembelajaran religi, seperti cara memandikan jenazah dan shalat jenazah.

"Tujuan utama sekolah lansia sebenarnya tempat mereka berkumpul dan bersosialisasi dengan komunitas, sehingga mereka tidak di rumah terus, tetapi dapat bersama rekan seusia mereka," katanya.

Safrina Salim menjelaskan ada sejumlah dimensi yang diimplementasikan dalam pendidikan sekolah lansia, di antara religi, kesehatan, cinta kasih, lingkungan, dan lainnya.

Pertemuan di sekolah lansia, kata dia, berlangsung selama 12 kali. Pemateri dalam pembelajaran sekolah lansia dengan mendatangkan para ahli di bidangnya, seperti kesehatan akupunktur, mendatang ahli dari Akademi Akupuntur Aceh.

"Mereka bisa menentukan sendiri di mana berkumpul dan belajar, apakah di ruang atau di tempat terbuka, seperti taman lapangan, atau lainnya. Pada intinya, tujuan sekolah lansia tersebut untuk membuat mereka senang dan bahagia," kata Safrina Salim.


Baca juga: Pemkab Gayo Lues dukung program Sekolah Lansia



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025