Banda Aceh (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Banda Aceh Prof Hafas Furqani menyatakan transformasi sektor pertanian sangat penting dilakukan karena sumber utama pertumbuhan ekonomi Aceh disumbang oleh sektor pertanian.

“Potensi sektor pertanian sangat besar, karena itu Pemerintah Aceh perlu mendorong transformasi sektor pertanian dari pertanian tradisional menuju pertanian modern, produktif dan bernilai tambah tinggi,” katanya di Banda Aceh, Kamis.

Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Aceh yang masih didominasi oleh sektor pertanian yang menunjukkan struktur ekonomi daerah masih bertumpu pada sektor primer.

“Ini mencerminkan dua sisi yakni pertanian tetap menjadi penopang utama kehidupan masyarakat, terutama di pedesaan, sektor pertanian ini juga yang menyerap sebagian besar tenaga kerja Aceh dan di sisi lain juga mengindikasikan bahwa transformasi ekonomi Aceh menuju sektor sekunder dan tersier masih berjalan lambat,” katanya.

Baca: Akademisi: Kacang koro peluang kemandirian pangan Aceh

Menurut dia sektor pertanian memiliki potensi besar, tetapi produktivitas masih rendah karena tantangan klasik seperti keterbatasan infrastruktur irigasi, akses pasar, teknologi pertanian yang belum modern, dan kapasitas sumber daya manusia yang masih terbatas.

Ia mengatakan dominasi sektor tersebut bukan semata hal negatif, tetapi menjadi sinyal bagi pemerintah daerah untuk menata ulang strategi pembangunan ekonomi Aceh dengan lebih fokus dan berbasis keunggulan komparatif daerah.

“Artinya Sektor Pertanian yang memiliki potensi besar menyumbang pertumbuhan ekonomi Aceh harus digarap seoptimal mungkin agar dampaknya bisa lebih besar dengan mengintegrasikan ke sektor industri pengolahan (hilirisasi) yang memberikan nilai tambah untuk produk pertanian yang dihasilkan. selama ini,” katanya.

“Kita cenderung menerima nilai tukar pertanian yang rendah, karena belum mampu mengolah hasil pertanian menjadi barang-barang produksi lainnya,” katanya.



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025