Banda Aceh (ANTARA) - Wakil Bupati Aceh Besar Syukri A Jalil menyatakan Festival Gelar Karya Seni Siswa Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) dan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTPI) dapat meningkatkan penggunaan bahasa daerah.
"Festival ini memiliki nilai pendidikan dan kebudayaan yang sangat penting bagi generasi muda," kata Syukri di Blang Bintang, Kamis.
Di sela-sela membuka Festival GSMS dan FTPI, ia menjelaskan festival tersebut tidak hanya menjadi ajang menampilkan kreativitas seni pelajar, tetapi juga berperan besar dalam membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai luhur budaya daerah sejak dini.
“Ini sangat mendidik, karena merupakan langkah awal untuk membangun karakter generasi kita di masa depan," katanya.
Menurut dia kegiatan tersebut juga menjadi sarana pelestarian budaya daerah yang sangat bermanfaat.
Wakil Bupati juga berpesan agar ke depan pelaksanaan kegiatan serupa dapat lebih selaras dengan penggunaan bahasa daerah.
“Tadi ada usulan agar kegiatan seperti ini menggunakan bahasa daerah sendiri supaya lebih sejalan dengan semangat pelestarian budaya. Ini penting agar tidak terjadi kontradiksi antara bentuk kegiatan dan bahasa yang digunakan,” kata Syukri.
Baca: Pemerintah Aceh perkuat implementasi Qanun Bahasa Aceh
Pemerintah Kabupaten Aceh Besar telah lama menaruh perhatian pada pelestarian bahasa daerah. Salah satunya melalui instruksi bupati yang menetapkan setiap hari Kamis sebagai Hari Berbahasa Aceh, di mana seluruh aktivitas pemerintahan dan kegiatan resmi dianjurkan menggunakan bahasa daerah.
"Ini menjadi upaya konkret agar bahasa Aceh tetap hidup dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena berdasarkan hasil penelitian, dari sekitar 4.000 bahasa daerah di Indonesia, banyak yang mulai hilang," katanya.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 1 Piet Rusdi menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan program Seniman Masuk Sekolah di Aceh Besar.
Menurut dia kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari upaya memperkuat karakter generasi muda melalui pendidikan seni dan budaya.
“Presentasi seniman masuk sekolah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari karya siswa. Kegiatan ini bukan hanya soal menampilkan hasil seni, tetapi juga menerima masukan dari siswa serta menjadi ruang tumbuhnya kreativitas,” kata Piet Rudi.
Ia menjelaskan, program tersebut merupakan inisiatif nasional untuk menjembatani dunia pendidikan dengan kebudayaan lokal.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Besar, Agus Jumaidi mengatakan kegiatan tersebut menjadi langkah penting dalam menumbuhkan kembali semangat berkreasi, berbudaya, dan mencintai seni di kalangan peserta didik.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kita bersama dalam mengembangkan potensi, bakat, serta kreativitas siswa di bidang seni dan budaya. Kita berharap lewat kegiatan ini anak-anak dapat memahami dan mengapresiasi nilai-nilai seni serta budaya lokal yang menjadi identitas bangsa,” katanya.
Baca: BBPA dorong penerapan bahasa daerah Aceh dalam pendidikan
Pewarta: M IfdhalEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025