Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Syiah Kuala (USK) bersama Baitul Mal Aceh (BMA) sepakat berkolaborasi melatih pemuda Aceh siap magang dan bekerja di Jepang.
"Program pembinaan ini menjadi langkah nyata dalam mempersiapkan generasi muda Aceh untuk magang dan bekerja secara resmi di Jepang," kata Ketua Baitul Mal Aceh Mohammad Haikal di Banda Aceh, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan di sela-sela penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) di Ruang Mini Rektor USK, Darussalam. Kerja sama tersebut tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) yang sebelumnya telah disepakati antara Rektor USK Prof Marwan dan Mohammad Haikal.
Ia menyebutkan sebanyak 43 pemuda Aceh dari keluarga kurang mampu terpilih sebagai penerima manfaat, yang akan mendapatkan pelatihan bahasa Jepang dan keterampilan teknis di UPT Bahasa USK.
Menurut dia, program tersebut merupakan bentuk pendistribusian dana infak yang tepat sasaran untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia Aceh.
“Kami ingin dana infak benar-benar memberi manfaat nyata. Melalui program ini, saudara-saudara kita akan memiliki peluang kerja yang layak di Jepang," katanya.
Pihaknya berharap dengan semakin banyak diaspora Aceh di luar negeri, mereka juga bisa memberikan kontribusi nyata untuk daerah.
Baca: Menaker ajak perguruan tinggi perkuat kemampuan bahasa asing
Rektor USK Prof Marwan mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan.
Menurut Rektor, USK sangat senang dapat berkolaborasi dengan BMA dalam program yang mulia itu.
Pelatihan bahasa Jepang melalui UPT Bahasa USK membuka peluang besar bagi pemuda Aceh untuk bekerja maupun melanjutkan pendidikan di Jepang.
“Kami berharap, program ini tidak hanya membuka akses kerja, tetapi juga memperkuat kontribusi mereka bagi pembangunan Aceh,” tuturnya.
Pelaksanaan program dirancang dalam tiga tahap terintegrasi, yaitu Pelatihan bahasa Jepang intensif selama 3 bulan di UPT Bahasa USK dan Pelatihan keterampilan kerja dan bahasa lanjutan selama satu bulan di SMK-PP Saree serta Persiapan keberangkatan dan pengurusan dokumen sebelum penempatan kerja dan magang di Jepang.
Dengan skema itu, peserta tidak hanya dibekali kemampuan bahasa Jepang, tetapi juga keterampilan praktis serta pendampingan administrasi, sehingga siap bersaing di dunia kerja internasional.
USK dan BMA berharap, kerjasama ini dapat menjadi model pemberdayaan pemuda Aceh yang berkelanjutan, mengurangi pengangguran, serta memperkuat kontribusi generasi muda Aceh di tingkat global.
Baca: Menaker: Bursa tenaga kerja didesain berdasarkan proses bisnis
Pewarta: M IfdhalEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025