Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak empat kelompok geng motor di Kota Banda Aceh mendeklarasikan pembubaran yang disaksikan langsung orang tua masing-masing, proses ini terjadi atas inisiasi dan difasilitasi oleh Polresta Banda Aceh.
"Kegiatan ini menjadi langkah strategis kepolisian bersama lintas sektor dalam menangani maraknya keterlibatan remaja di komunitas motor yang berujung tindak kriminal," kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Heri Purwono, di Banda Aceh, Kamis.
Adapun empat kelompok geng motor tersebut yakni Gerakan Remaja Aceh (GRA), Timur Anti Mundur (TAM), Ikatan Keluarga Anti Onar (IKAO), dan Remaja Batas Kota Comunity (RBKC).
Deklarasi tersebut juga sebagai tindak lanjut atas peristiwa pembacokan salah seorang pelajar dari salah satu anggota komunitas oleh kelompok lainnya yang terjadi pada Minggu (21/9) lalu di depan Pasar Aceh, Banda Aceh.
“Ini sebenarnya tidak boleh terjadi. Kita sangat atensi dan prihatin atas kejadian tersebut, karena anak-anak ini merupakan generasi masa depan dan kita juga menaruh harapan pada mereka,” ujar Kombes Pol Joko.
Baca juga: Geng motor Pasukan Jalan Sadis bubarkan diri dengan deklarasi di Mapolres Bireuen
Selain itu, Kapolresta juga mengatakan, upaya pembubaran ini sebagai wujud keprihatinannya, serta menjadi langkah antisipasi bersama dalam menjaga anak-anak yang sudah salah pergaulan, mulai dari balap liar, tawuran, bahkan sampai melakukan tindak pidana kejahatan penganiayaan.
"Harapan saya, peristiwa ini jangan terulang lagi. Orang tua harus terus mengawasi anak-anaknya, karena setiap tindakan mereka akan berdampak pada masa depan dan juga keluarga,” kata Kombes Pol Joko.
Sementara itu, Perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Aceh, Nurjalisah menegaskan komitmen untuk mendampingi kasus ini. Deklarasi ini menjadi momentum penting bagi anak-anak untuk kembali ke jalan yang benar.
“Ini harus menjadi titik balik bagi adik-adik semua. Kalau ada masalah, ceritakan pada orang tua, jangan sampai melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain," ujarnya.
Ia menambahkan, Aceh sedang menuju predikat kota layak anak, sehingga kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan program tersebut.
"Orang tua juga harus mendampingi anak dengan baik, karena ini bukan hanya merugikan kalian, tapi juga keluarga, sekolah, bahkan masyarakat,” demikian Nurjalisah.
Baca juga: 31 anggota geng motor gunakan senjata tajam di Banda Aceh diamankan polisi
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025