Banda Aceh (ANTARA) - BTN Syariah memberikan edukasi kepada mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh terkait tentangan pekerjaan di tengah disrupsi digital, baik perkembangan digitalisasi nasional maupun internasional.
"Ini penting sekali disampaikan, karena disrupsi digital luar biasa, maka kita sampaikan ke mahasiswa bagaimana pertumbuhan di Indonesia maupun secara global," kata Direktur Consumer Banking BTN, Hirwandi Gafar di Banda Aceh, Sabtu.
Pernyataan ini disampaikan Hirwandi Gafar saat mengisi kuliah umum untuk mahasiswa USK Banda Aceh dengan tajuk kepemimpinan di tengah era disrupsi digital, di gedung AAC Dayan Dawood USK, di Banda Aceh.
Dalam paparannya, Hirwandi menyampaikan, transformasi digital terus berubah begitu cepat, seperti hadirnya artificial intelligence (AI) dan lainnya telah mengubah cara pengoperasian bisnis menjadi lebih efisien.
Baca juga: Mengenal sosok Alex Sofjan Noor, Dirut Bank Syariah Nasional
Dirinya menjelaskan, disrupsi digital ini mengacu pada perubahan ekspektasi dan perilaku yang disebabkan oleh kapabilitas, saluran atau aset digital yang secara radikal mengubah budaya, pasar industri atau proses.
Ia menyebutkan, Indonesia memiliki delapan kelemahan dalam mengikuti perkembangan disrupsi digital ini, baik dari sisi pengetahuan, teknologi maupun kesiapan masa depan.
Adapun kelemahan tersebut yakni kurangnya bakat, pelatihan, pendidikan, konsentrasi keilmuan, kerangka kerja teknologi, sikap adaptif, kesiapan masa depan dan kerangka kerja peraturan.
Tapi, jika kelemahan ini dapat diperbaiki, maka disrupsi digital menawarkan tiga manfaat bisnis yaitu meningkatkan kepuasan pelanggan, membantu perusahaan bertumbuh dan mengembangkan kinerja," ujarnya.
Tak hanya itu, Hirwandi juga menyampaikan terkait perilaku konsumen yang juga mengalami perubahan akibat disrupsi digital dewasa ini.
Di mana, perubahan 69 persen konsumen lebih memilih transaksi online daripada offline. Kemudian, 47 persen penggunaan mobile banking meningkat setiap tahunnya.
"Terakhir 80 persen konsumen lebih suka layanan yang dipersonalisasi," katanya.
Karena itu, seiring disrupsi digital ini, mahasiswa perlu menambah wawasan dari sisi digitalisasi, sehingga mereka tidak hanya memahami digitalisasi sebatas handphone atau bermedia sosial saja, tetapi ini lebih luas.
Apalagi, tambah dia, dengan digitalisasi, akan ada beberapa jenis pekerjaan hilang, tetapi banyak juga yang muncul kemudian hari, dan ini harus dimanfaatkan oleh mahasiswa.
"Mahasiswa harus memanfaatkan informasi terkait disrupsi digital ini, sehingga pada saat tertentu kedepannya, mereka sudah siap menghadapi dunia kerja sesuai perkembangan zaman," demikian Hirwandi Gafar.
Baca juga: Jelang Spin Off, BTN Syariah tingkatkan status KCS Lhokseumawe
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025