Banda Aceh (ANTARA) - Mantan anggota tim perunding RI di Helsinki dan tokoh Aceh di Jakarta Sofyan A Djalil mengajak masyarakat di provinsi itu untuk memanfaatkan perdamaian yang telah terbina untuk memberikan keuntungan pada sektor ekonomi dan semua aspek kehidupan.
“Perdamaian itu sejatinya memberikan keuntungan ekonomi kepada semua masyarakat karena mereka sudah bisa melaksanakan kegiatan dengan bebas karena konflik telah berakhir,” katanya di Darussaalam, Banda Aceh, Kamis.
Dalam memperingati peringatan dua dekade damai Aceh, ia menjelaskan perdamaian yang telah terbina di Aceh sudah seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pendidikan lebih maju dan generasi muda dapat berinovasi dan berkarya.
“Memang semua ini butuh proses dan kondisi yang ada saat ini perlu dimaksimalkan oleh semua pihak mulai dari kepemimpinan terendah hingga provinsi dan termasuk masyarakat itu sendiri,” katanya.
Baca: JK: Tujuan dari perdamaian kesejahteraan rakyat
Ia mengakui bahwa dana otonomi khusus yang diberikan kepada provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu belum dikelola secara maksimal sehingga perlu terus perbaikan agar dapat mempercepat pembangunan di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Menurut dia dalam membangun Aceh khususnya perlu kepemimpinan yang kuat dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah agar berbagai potensi yang ada dapat di kembangkan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Ia juga mengatakan dalam mendukung kemajuan daerah pascadamai juga sangat ditentukan oleh masyarakat itu sendiri untuk terus bangkit dan memanfaatkan peluang dan potensi ekonomi yang ada.
“Butuh dukungan dan gerakan dari masyarakat Aceh itu sendiri dalam meningkatkan ekonominya dalam mengisi perdamaian,” kata Mantan Menteri BUMN itu.
Perdamaian Aceh ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman damai atau MoU di Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2005 antara Pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka.
Baca: UIN Ar Raniry beri penghargaan perdamaian untuk Jusuf Kalla
Pewarta: M IfdhalEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025