Banda Aceh (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh meminta pemerintah kota setempat membenahi kesenjangan kualitas sekolah di ibu kota provinsi Aceh itu, sehingga tidak ada yang lebih difavoritkan.
"Saat ini masih terdapat kesenjangan mengenai kualitas pendidikan, hingga infrastruktur antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Maka, kita minta kepada Pemko Banda Aceh supaya dapat membenahinya," kata Anggota DPRK Banda Aceh T Iqbal Djohan di Banda Aceh, Selasa.
Iqbal mengatakan tidak dapat dipungkiri jika saat ini terdapat kesenjangan fasilitas dan kualitas antar sekolah di Banda Aceh. Hal itu terlihat dari masih adanya sekolah favorit yang menjadi rebutan siswa dan orang tua.
Namun di sisi lain, ada sekolah yang berjalan dengan kualitas dan fasilitas seadanya, sehingga sepi peminat dan dihindari oleh para orang tua siswa.
“Ini hal yang sangat manusiawi. Karena orang tua siswa pasti mau yang terbaik untuk anak-anaknya. Karena itu, kami harap pemerataan kualitas sekolah menjadi prioritas Pemko Banda Aceh ke depan,” ujarnya.
Baca: Disdik minta sekolah di Aceh tidak tahan ijazah siswa
Menurutnya, jika nanti kualitas sekolah sudah merata, maka program zonasi yang dicanangkan oleh pemerintah dapat berjalan dengan baik. Karena orang tua dan siswa akan lebih memilih sekolah yang dekat dengan rumahnya.
“Jika kualitas dan fasilitas satu sekolah dengan sekolah lainnya sama, maka kepala sekolah pun tidak akan dipusingkan dengan titipan-titipan siswa di setiap tahun ajaran baru,” katanya.
Ia menambahkan, jika kualitas sekolah merata dan sistem zonasi dapat berjalan, maka bakal mampu memberikan banyak dampak positif untuk Banda Aceh.
Salah satunya dapat mengurangi kemacetan pada pagi hari. Karena selama ini warga dari satu kecamatan mengantar anaknya ke kecamatan lainnya, sehingga menimbulkan kepadatan lalu lintas.
Menurutnya, sistem zonasi juga memberikan rasa aman bagi orang tua, karena anak bersekolah dekat dengan rumah.
“Produktivitas pegawai ASN dan swasta juga bisa meningkat, karena saat jam keluar kantor tidak harus menjemput anak,” demikian T Iqbal Djohan.
Baca: Pemko Banda Aceh luncurkan program seniman masuk sekolah
Pewarta: Rahmat FajriEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025