Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat penurunan harga yang terjadi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau pada Juni 2025 menjadi penyumbang utama deflasi Aceh pada bulan itu sebesar 0,13 persen.
"Sektor pengeluaran tersebut andil besar terhadap pembentukan deflasi Aceh secara bulanan atau month-to-month dengan sumbangan 0,16 persen," kata Plt Kepala BPS Aceh Tasdik Ilhamudin di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan ada beberapa komoditas yang mempengaruhi deflasi bulanan untuk provinsi ujung paling barat Indonesia itu yakni cabai merah, ikan bandeng, tomat, bensin, dan ikan tongkol.
"Penurunan harga cabai merah yang terjadi pada Juni andil 0,17 persen terhadap deflasi Aceh," katanya.
Sementara beberapa komoditas yang masih memberikan andil terhadap inflasi bulanan di antaranya beras, emas perhiasan, sigaret kretek tangan, telur ayam ras, dan kacang panjang.
Baca: Aceh Besar dukung program nasional tekan inflasi
Adapun secara tahunan (y-on-y), pada Juni 2025 Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 2,19 persen yang dipengaruhi kenaikan harga barang dan jasa secara umum naik rata-rata sebesar 2,19 persen dibanding Juni tahun sebelumnya.
"Inflasi tahunan yang terjadi di Aceh juga disumbang kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi tahunan tertinggi sebesar
0,74 persen," katanya.
BPS melaksanakan penghitungan inflasi di lima daerah atau kota yakini Banda Aceh, Lhokseumawe, Meulaboh, Aceh Tengah, dan Aceh Tamiang.
Ia menyebutkan inflasi tahunan tertinggi terjadi di Meulaboh, yakni sebesar 3,07 persen, sedangkan paling rendah terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 1,33 persen.
Kemudian untuk inflasi bulanan, Meulaboh dan Aceh Tamiang mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dan tiga wilayah lainnya mengalami deflasi.
Baca: Cabai merah sumbang deflasi Aceh Mei sebesar 0,59 persen
Pewarta: M IfdhalEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025