Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat penurunan harga cabai merah pada Mei 2025 sebesar 0,36 persen di provinsi itu menjadi penyumbang terbesar terhadap deflasi Aceh sebesar 0,59 persen pada bulan itu.
“Secara umum penurunan harga yang terjadi pada Mei 2025 di Provinsi Aceh disumbang oleh kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau dengan kontribusi 0,60 persen,” kata Plt Kepala BPS Aceh Tasdik Ilhamudin di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan deflasi yang terjadi di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu dihitung berdasarkan indeks harga konsumen dari lima kabupaten/kota yang menjadi daerah pemantauan yakni Banda Aceh, Meulaboh, Aceh Tengah, Lhokseumawe dan Aceh Tamiang.
Ia menyebutkan pada deflasi Mei 2025 tertinggi terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang dengan andil sebesar 1,36 persen dan terendah di Meulaboh 0,18 persen.
Adapun beberapa komoditas yang mengalami kenaikan pada Mei 2025 yakni tomat, beras, ikan bandeng, jeruk dan angkutan udara.
Untuk tahunan atau year on year, Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 2,35 persen pada Mei 2025 dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,84 pada Mei 2024 menjadi 109,35 pada Mei 2025. Di mana inflasi tahunan tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 3,32 persen dengan IHK sebesar 111,10 dan terendah terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 1,33 persen dengan IHK sebesar 108,71.
“Secara umum kenaikan harga barang dan jasa naik rata-rata sebesar 2,35 persen dibanding periode yang sama sebelumnya,” katanya.
Menurut dia inflasi yang terjadi di Aceh dan seluruh kabupaten/kota penghitungan inflasi di Aceh mengalami inflasi dengan sumbangan kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,91 persen.
Adapun komoditas yang andil bagian terhadap inflasi tahunan tersebut yakni emas perhiasan, ikan dencis, tarif air minum, ikan tongkol dan sigaret kretek mesin.
Kemudian terdapat komoditas yang memberikan pengaruh deflasi di antaranya cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras dan bensin.
Pewarta: M IfdhalEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025