Banda Aceh (ANTARA) - Tiga mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, Aceh, terancam tidak lulus akibat koordinasi kampus yang dinilai buruk. 

Salah seorang mahasiswa yang tidak ingin disebutkan namanya, MR, mengungkapkan dirinya bersama dua temannya terancam tidak lulus dan tidak bisa ikut mendaftar ujian Uji Kompetensi Peserta Pendidikan Profesi Guru (UKPPPG) lantaran salah seorang dosen tidak memasukkan nilai Ujian Akhir Semester (UAS). 

Ujian UKPPPG ini sendiri merupakan tahapan penting bagi mahasiswa PPG untuk mendapatkan sertifikasi sebagai guru profesional. 

“Dosen tersebut beralasan tidak mengisi nilai saya karena sudah tutup penilaian,” katanya saat ditemui di Banda Aceh, Jumat.


Baca juga: Empat daerah kerja sama PPG Guru PAI dengan UIN Ar-Raniry
​​​​​​​

MR mengatakan bahwa tidak alasan bagi dosen tersebut tidak menginput nilainya karena dia sudah mengumpulkan tugasnya pada tanggal 30 Mei atau sehari sebelum tenggat waktu yang ditentukan. Koordinator Program PPG UBBG mengumumkan bahwa pengisian tugas di Learning Management System (LMS) paling telat pada Sabtu (31/5).

“Dosen tersebut tanggal 30 Mei tutup penilaian, sedangkan koordinator jelas bilangnya tanggal 31 Mei. Kenapa beliau tutup di tanggal 30 Mei dan tanpa pemberitahuan. Seharusnya, kalau ingin seperti itu, ada pemberitahuan kalau tenggat waktu tugas beliau itu di tanggal 30,” katanya. 

MR pun menanyakan perihal penutupan penilaian yang tidak sesuai jadwal ke dosen yang bersangkutan pada Minggu (1/6). Namun, kata dia, dosen tersebut beralasan bahwa penilaian sudah tutup dan dirinya sudah tidak bisa lagi menginput nilai MR.

“Beliau berkelit tidak bisa menginput pada tanggal 1 Juni. Padahal, sistem digital itu tidak bisa dibohongi. Buktinya, ada salah satu dosen yang memberikan nilai kami pada tanggal 1,” katanya. 


Baca juga: FKIP Unsyiah buka pendaftaran mahasiswa PPG Mandiri


Janggal Sejak Awal

MR mengatakan kejadian ini bukan satu-satunya yang menunjukkan buruknya koordinasi program PPG di UBBG. Dia mengungkapkan sejak awal perkuliahan, dia dan teman-temannya telah mengeluhkan berbagai kejanggalan dalam pelaksanaan program, mulai dari minimnya kegiatan peningkatan kapasitas, koordinasi yang buruk, hingga tidak transparannya pemanfaatan dana beasiswa sebesar Rp17 juta per mahasiswa. 

“Dari sejak awal perkuliahan, banyak kejanggalan yang terjadi. Misalnya aja Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Itu baru kami dapatkan setelah sebulan setelah perkuliahan, kemudian badge nama baru kami terima di akhir masa PPL semester 1 dan itu juga setelah diminta berulang-ulang kali. Kualitas badge yang diberikan pun sangat jelek,” katanya. 

Selain itu, MR juga mengungkapkan bahwa jadwal perkuliahan, Ujian tengah Semester (UTS), dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) pun kerap tidak tersedia sehingga mahasiswa sendiri yang meminta secara aktif.

Tidak hanya itu, pada semester dua jadwal perkuliahan jarang dilakukan, beberapa dosen beralasan sibuk mempersiapkan akreditasi kampus. Begitu pula kegiatan di luar perkuliahan. 

Dia mengatakan bahwa selama mengikuti program PPG di UBBG, pihak kampus hanya menyelenggarakan satu pelatihan yang digabungkan dengan kegiatan lain. Namun, lanjut MF, di tengah acara terjadi perubahan spanduk yang menurut dia dilakukan hanya demi dokumentasi.

“Pada Desember lalu memang ada satu seminar, tapi anehnya ada dua spanduk dengan judul berbeda, satu bertuliskan Evaluasi PPG 2023, satu lagi Pembekalan PTK PPG 2024, padahal acaranya hanya satu yaitu workshop PTK,” katanya. 

Di sisi lain, mahasiswa PPG UBBG lainnya yang terancam tidak lulus, IMD, mengatakan juga mengalami kejadian seperti MR. Dia tidak dapat mendaftar UKPPG lantaran salah seorang dosen tidak menginput nilai UAS meskipun dia telah mengumpulkan tepat waktu. 

“Saya kumpul tanggal 31 Mei jam 07.00 WIB pagi. Seharusnya itu belum tutup penilaian karena tenggat pengumpulan tugas di LMS adalah tanggal 31 Mei 2025, yang artinya sampai tanggal tersebut masih bisa akses LMS,” katanya.

Menurut IMD, dosen bersangkutan seharusnya masih dapat melakukan penilaian karena masih dalam masa pengumpulan. 

Selain itu, dia mengatakan tidak ada pemberitahuan apapun dari dosen tersebut jika masa pengumpulan tugas ditutup lebih awal.

“Tidak ada pemberitahuan apapun, begitu tanggal 31 saat saya tanyakan alasan belum menginput nilai karena penilaian sudah tutup,” katanya.

Sementara itu, Koordinator PPG UBBG, Ahmad Nasriadi, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat pada Jumat, membantah bahwa tiga mahasiswa tersebut terancam tidak lulus hanya karena salah seorang dosen tidak menginput nilai UAS.

“Bukan dosen tidak mengisi nilai. Tapi, mahasiswa yang mengumpulkan tugas UAS di luar waktu dosen melakukan penilaian. Mahasiswa seharusnya mengumpulkan jawaban UAS dijadwal yang telah ditentukan. Namun, tidak dilakukan oleh mahasiswa. Buktinya mahasiswa lain lulus semua,” katanya.

Baca juga: Dekan: Tingkat kelulusan PPG FKIP USK capai 97 persen



Pewarta: Nurul Hasanah
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025