Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat Aceh mengalami kerugian sebesar Rp102 miliar akibat 138 peristiwa bencana alam yang terjadi di tanah rencong selama periode Januari-Mei 2025.
"Bencana alam yang terjadi di Aceh mencapai 138 selama periode Januari-Mei 2025, peristiwa itu menelan 10 korban jiwa dengan prakiraan kerugian Rp102 miliar," kata Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Nara Setia, di Banda Aceh, Jumat.
Teuku Nara menyampaikan, kejadian bencana di Aceh selama 2025 ini didominasi kebakaran pemukiman yakni mencapai 59 kali dan membakar sebanyak 184 rumah.
"Jumlah kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran pemukiman ini mencapai Rp38 miliar," ujarnya.
Baca juga: Lima ruko di pedalaman Nagan Raya terbakar
Dirinya merincikan, adapun 138 bencana di Aceh selama periode Januari-Mei 2025 tersebut telah merenggut 10 nyawa, kemudian delapan orang luka-luka dan 4.599 KK/10.313 jiwa terdampak.
"Diantaranya juga ada pengungsi sebanyak 272 orang, serta 1.561 rumah yang terkena dampak bencana," katanya.
Setelah kebakaran pemukiman, bencana tertinggi di Aceh selama lima bulan terakhir adalah banjir sebanyak 31 kali, dengan 1.217 rumah yang terkena, kerugiannya ditaksir mencapai Rp48 miliar.
Selanjutnya, kebakaran hutan dan lahan terjadi 10 kali, membakar 29 hektare lahan dengan prakiraan kerugian Rp4 miliar. Lalu, longsor terjadi 19 kali, dan merusak 10 rumah warga dengan total kerugian Rp1,3 miliar.
Untuk angin puting beliung 11 kali kejadian, berdampak pada 90 rumah dan tiga sekolah dengan prakiraan kerugian Rp15 miliar.
Berikutnya, gempa bumi terjadi lima kali dengan rata-rata magnitudo 4,4-5,2 SR. Dan, tahun ini juga terjadi abrasi dua kali yang dengan delapan rumah rusak berat, dan 50 rumah terendam.
Bencana juga berdampak pada delapan sarana pendidikan dan tiga sarana ibadah. Kemudian 52 ruko (bangunan lainnya), tiga jembatan, 59, hingga merendam 20 hektare lahan persawahan akibat banjir dan longsor," ujarnya.
Baca juga: 50 rumah warga di Aceh Barat terdampak banjir rob
Jaga Alam
Dalam kesempatan ini, Teuku Nara Setia mengimbau masyarakat agar menjaga alam, khususnya terkait kebakaran hutan dan lahan. Diharapkan juga untuk tidak mengeksploitasi hutan secara berlebihan tanpa memperhatikan fungsinya sebagai resapan air yang bisa mencegah banjir, longsor serta Karhutla.
BPBA, lanjut dia, akan terus berusaha meminimalisir kerusakan maupun korban akibat bencana alam serta non alam. Seluruh elemen masyarakat diharapkan merespon kejadian bencana secara komprehensif karena pada hakikatnya bencana adalah urusan bersama.
“BPBA bersama semua unsur pemerintahan dan masyarakat Aceh akan terus berupaya dalam peningkatan mitigasi bencana agar jumlah kejadian dapat menurun dari tahun ke tahunnya,” demikian Teuku Nara Setia.
Baca juga: BMKG: Aceh masih berpotensi diguyur hujan lebat dan angin kencang
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025