Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menjalin kerja sama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenekraf/Bekraf) untuk pengembangan sektor ekonomi kreatif di lingkungan kampus.
“Kolaborasi ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat kontribusi kampus dalam membangun ekonomi berbasis kreativitas, khususnya di Aceh,” kata Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr Mujiburrahman dihubungi di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburrahman dengan Sekretaris Kemenekraf/Bekraf Dessy Ruhati yang turut disaksikan langsung Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya di Jakarta.
Ia menjelaskan UIN Ar-Raniry telah merancang sejumlah program sinergis dengan Kemenparekraf, antara lain inkubasi bisnis kreatif, pelatihan sertifikasi industri, dan program magang di startup.
Pihak kampus juga mengusulkan pendirian Pusat Kreativitas Kampus yang dilengkapi fasilitas laboratorium digital, studio konten dan program kemitraan industri lintas fakultas.
“Kami juga mengusulkan hibah kompetitif untuk startup mahasiswa dan penyelenggaraan Festival Ekonomi Kreatif Nasional sebagai ajang promosi karya inovatif mahasiswa,” kata Mujiburrahman.
Pihaknya berharap lewat kerja sama tersebut mahasiswa tidak hanya siap kerja tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja melalui inovasi dan kewirausahaan.
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya mengatakan kerja sama tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan bertajuk Penandatanganan Kesepahaman Bersama Kemenekraf/Badan Ekraf Dengan Perguruan Tinggi dan Deklarasi Pendirian Konsorsium Perguruan Tinggi Ekonomi Kreatif.
“Kampus adalah tempat lahirnya talenta kreatif. Lewat kolaborasi ini, kami mendorong kurikulum yang adaptif, riset yang inovatif, serta inkubator bisnis untuk mencetak wirausaha kreatif,” katanya.
Ia menambahkan sinergi tersebut menjadi bagian dari pendekatan hexahelix, di mana akademisi memegang peran penting bersama pelaku industri, komunitas, pemerintah, media dan investor.
“Kolaborasi lintas sektor, khususnya dengan dunia pendidikan akan mampu mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi kreatif nasional,” katanya.
Pewarta: M IfdhalEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025