Aceh Barat (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat menemukan tumpahan ceceran batu bara di sepanjang ruas jalan Desa Pasi Teungoh-Tumpok Ladang, Kecamatan Meureubo, kabupaten setempat sehingga menimbulkan gangguan keselamatan warga di jalan raya.

“Temuan ceceran bongkahan batu bara di jalan raya ini sangat berbahaya bagi keselamatan masyarakat, karena dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bagi warga yang melintas,” kata Ketua Tim Panitia Khusus (Pansus) Aset Daerah dan Tambang DPRK Aceh Barat, Ramli SE didampingi sejumlah anggota dewan kepada wartawan, Selasa.

Menurutnya, temuan tersebut mengindikasikan belum patuhnya pihak pengangkut batu bara yang melintasi ruas jalan kabupaten, sehingga masih ditemukan banyaknya bongkahan batu bara tumpah di jalan raya.

Baca juga: DPRK Nagan Raya rekomendasi penyegelan aktivitas tambang PT AJB dan PT Mifa

Kondisi ini, kata Ramli, juga menjadi temuan serius lembaga DPRK Aceh Barat, karena pihak perusahaan belum sepenuhnya mematuhi aturan keselamatan berlalu-lintas.

Selain itu, Tim Pansus DPRK Aceh Barat juga menemukan temuan lainnya yaitu adanya kerusakan jalan kabupaten di lintasan Gampong Tumpok Ladang-Balee, Kecamatan Meureubo yang ditemukan kembali rusak dan retak.

Padahal, ruas jalan tersebut baru selesai dilakukan perbaikan sekitar dua bulan yang lalu, namun saat ini ditemukan dalam kondisi rusak sehingga menjadi temuan.

Tim Panitia Khusus (Pansus) Aset Daerah dan Tambang DPRK Aceh Barat menemukan ruas jalan kabupaten yang retak akibat pengangkutan batu bara kawasan Desa Tumpok Ladang-Balee, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Selasa (29/4/2025). (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)

Ramli mengatakan dalam kunjungan ini, Tim Pansus DPRK Aceh Barat juga menemukan sebuah lokasi pembangunan jembatan di kawasan Desa Balee, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat yang belum selesai dilakukan perbaikan.

Menurutnya, kondisi abutmen jembatan yang  dibangun oleh pihak perusahaan tambang batu bara, dalam kondisi miring dan diduga tidak sesuai spesifikasi teknis bangunan.

Atas sejumlah temuan tersebut, DPRK Aceh Barat juga akan mempertanyakan persoalan ini ke sejumlah pihak, termasuk pihak perusahaan tambang batu bara dengan standar keselamatan pengangkutan batu bara dan keamanan warga.

“Kami juga menemukan keluhan para santri dengan banyaknya debu batu bara saat proses pengangkutan, informasi yang kami terima, ada santri yang sakit karena terhirup debu batu bara,” kata Ramli SE.

Baca juga: Warga demo PLTU 3-4 Nagan Raya, puluhan truk batu bara tertahan



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025