Banda Aceh (ANTARA) - Polresta Banda Aceh menyatakan bahwa tidak menemukan adanya bekas pukulan benda tumpul atau bekas kekerasan pada tubuh Satgas Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh yang meninggal saat mengamankan unjuk rasa mahasiswa setempat.
"Dari hasil pemeriksaan sementara korban tidak ditemukan adanya bekas pukulan benda tumpul atau sejenisnya," kata Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh, Kompol Fadillah Aditya Pratama, di Banda Aceh, Jumat.
Keterangan tersebut, kata Fadillah, sesuai dengan informasi dari dokter Desi selaku pihak yang melakukan pemeriksaan terhadap korban di RS Pertamedika Ummi Rosnati, Banda Aceh.
Baca juga: Satgas kampus Unaya Aceh meninggal saat amankan demo mahasiswa
Sebelumnya, salah Satgas Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh bernama Wahidin meninggal dunia saat mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa setempat, Kamis (17/4).
Fadhillah mengatakan, korban tiba di RS Pertamedika Ummi Rosnati dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri. Tetapi, setelah dilakukan EKG (elektrokardiogram) korban dinyatakan sudah tidak bernyawa (MD).
Dirinya menjelaskan, berdasarkan dokter setempat, saat tiba di RS Pertamedika, denyut nadi korban tidak teraba, dan nafasnya tidak terasa, bahkan tekanan darahnya juga tak terbaca.
"Setelah dilakukan pengecekan tekanan darah tidak terbaca, saturasi tidak terbaca, tubuh dingin dan pasien dinyatakan meninggal," ujarnya.
Selanjutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan visum luar, juga tidak ditemukan adanya luka maupun memar di bagian tubuh korban, hanya didapatkan pasir pada bagian kepalanya, dan korban mengeluarkan air seni.
"Kemudian atas permintaan keluarga, korban dipulangkan ke rumah duka di Desa Bueng Bak Jok Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, diantar menggunakan mobil ambulance RS Pertamedika," demikian Kompol Fadillah.
Baca juga: Gelar demo, mahasiswa Takengon desak Direktur PDAM Tirta Tawar dicopot
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025