Statistisi BPS Aceh Yan Yan Gustiana di Banda Aceh, Jumat, mengatakan inflasi di Aceh terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen (IHK) secara mtm gabungan dari tiga kota di Aceh, dari IHK sebesar 116,66 pada Oktober 2023 menjadi 117,01 pada November 2023.
“Komoditas yang memberi andil dominan terhadap kenaikan harga (inflasi) yakni cabai merah sebesar 0,35 persen,” kata Yan Yan Gustian.
BPS mengukur inflasi berdasarkan tiga kota IHK di Aceh. Pada November 2023, Kota Banda Aceh terjadi inflasi sebesar 0,38 persen, Meulaboh inflasi 0,22 persen, dan Lhokseumawe inflasi sebesar 0,19 persen.
Selain cabai merah, lanjut Yan Yan, komoditas yang juga memberi andil inflasi untuk Aceh pada November yaitu emas perhiasan sebesar 0,07 persen, bawang merah 0,07 persen, serta jeruk dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,05 persen.
“Komoditas yang memberikan andil terhadap penurunan harga (deflasi) yaitu ikan tongkol 0,08 persen, ikan tuna dan ikan kembung masing-masing 0,06 persen dan daging ayam ras sebesar 0,05 persen,” ujarnya.
Menurut dia, sebagian komoditas di daerah Tanah Rencong itu pada November 2023 menunjukkan adanya kenaikan harga, namun ada juga sebagian lainnya yang menunjukkan penurunan, bahkan ada yang stabil atau tidak ada perubahan harga.
Dari 11 kelompok pengeluaran yang dipantau, kata dia, ada tiga kelompok memberikan andil inflasi dengan sumbangan tertinggi 0,30 persen yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,07 persen dan kelompok kesehatan andil sebesar 0,01 persen.
Sementara dua kelompok memberi sumbangan ke deflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen dan kelompok transportasi sebesar 0,02 persen.
“Kemudian ada enam kelompok tidak memberikan andil atau harga stabil,” ujarnya.
Secara year-on-year/yoy, Yan Yan menambahkan, BPS mencatat Aceh mengalami inflasi sebesar 2,38 persen. Sementara inflasi nasional 2,86 persen secara yoy.
Angka tersebut juga didapatkan hasil gabungan tiga kota yaitu, secara yoy, Kota Meulaboh inflasi sebesar 3,11 persen, Banda Aceh inflasi sebesar 1,93 persen dan Lhokseumawe inflasi sebesar 2,97 persen.
Komoditas yang penyumbang dominan untuk inflasi secara yoy yakni beras 0,66 persen, cabai merah 0,47 persen, rokok kretek filter 0,26 persen, emas perhiasan 0,24 persen dan mobil 0,08 persen.
“Inflasi yoy tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 5,89 persen dan terendah di Jayapura 1,82 persen, ” katanya.
Di tiga kota IHK di Aceh, komoditas yang memberi andil tertinggi inflasi secara m-to-m yaitu cabai merah, baik Banda Aceh, Lhokseumawe dan Meulaboh. Sedangkan secara yoy komoditas yang memberi andil tertinggi inflasi di ketiga kota IHK tersebut yakni beras.
Pewarta: Khalis SurryEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025