Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Wakil Ketua DPR Aceh T Irwan Djohan mengatakan banyak masyarakat di provinsi ujung barat Indonesia tersebut belum memahami sepenuhnya bahaya narkotika dan obat terlarang (narkoba).

"Masih adanya peredaran dan penyalahgunaan narkoba karena banyak masyarakat belum paham bahaya. Padahal, narkoba ini sangat berbahaya," ungkap T Irwan Djohan di Banda Aceh, Senin.

Pernyataan tersebut dikemukakan Wakil Ketua DPR Aceh T Irwan Djohan ketika menerima audiensi Ikatan Keluarga Antinarkoba (IKAN) Provinsi Aceh.

T Irwan Djohan mengatakan, masyarakat baru mengetahui bahaya narkoba tersebut setelah ada anak atau keluarganya menjadi korban.

Seharusnya, lanjut dia, hal ini tidak perlu terjadi jika masyarakat memahami bahaya narkoba itu sendiri. Dan ini terjadi karena masyarakat kurang mendapatkan sosialisasi bahaya narkoba.

"Karena itu, sosialisasi bahaya narkoba ini harus terus menerus. Jangan sampai putus di tengah jalan. Korban penyalahgunaan narkoba ini terjadi karena ketidaktahuan," ungkap T Irwan Djohan.

Politisi Partai Nasdem itu mengakui dirinya juga tidak paham apa itu narkoba serta bagaimana bentuk narkoba. Sebab, dirinya tidak pernah melihat langsung narkoba. Apalagi mengonsumsinya.

"Namun, saya pernah melihat bagaimana penderitaan keluarga dan korban narkoba. Sungguh menyedihkan. Karena itu, kami mengajak semua elemen masyarakat melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba," kata T Irwan Djohan.

Senada juga diungkapkan Ketua IKAN Provinsi Aceh Syahrul Maulidi. Ia mengaku prihatin dengan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Tanah Rencong tersebut.

"Kalau Presiden Joko Widodo mencanangkan Indonesia darurat narkoba tahun ini, IKAN sudah mencanangkannya sejak tahun 2013," kata Syahrul Maulidi menyebutkan.

Syahrul mengatakan, pihaknya terus berupaya menyosialisasikan bahaya narkoba tersebut ke masyarakat, agar masyarakat memahami bahwa narkoba itu jangan sekali-kali didekati.

"Semua pihak harus tahu bahwa narkoba itu sangat berbahaya. Karena itu, kami mengajak semua pihak ikut serta memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba," kata Syahrul Maulidi.

IKAN, kata dia, terus membangun jaringan dengan membentuk kepengurusan ke tingkat desa. Dengan kehadiran IKAN di desa-desa diharapkan bisa menjadi wadah sosialisasi bahaya narkoba kepada masyarakat.

"Kehadiran kami ingin membangun kekuatan melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Dengan kehadiran kami, diharapkan mampu memberi hal positif kepada masyarakat dalam memahami bahaya narkoba tersebut," kata Syahrul Maulidi. 




Pewarta: M Haris SA
Uploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025