Meulaboh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mencatatkan realisasi investasi pada kuartal pertama tahun 2022 sebesar Rp127,4 miliar.

“Capaian invetasi kuartal pertama ini melampaui target kuartal pertama yang telah ditetapkan BKPM Republik Indonesia yakni sebesar Rp115 milar,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Aceh Barat, Edy Juanda di Meulaboh, Jumat.

Pada tahun 2021, kata dia, realisasi investasi kuartal pertama pada tahun lalu hanya sebesar Rp25,3 miliar.

Edy Juanda menjelaskan, ada pun sektor usaha yang menjadi penyumbang terbesar capaian realisasi investasi pada kuartal pertama di tahun 2022 di Aceh Barat, yaitu di sektor pertambangan sebesar Rp98,5 miliar.

Kedua di sektor tanaman pangan dan perkebunan yakni sebesar Rp21,1 miliar, sektor perdagangan dan reparasi berada diurutan ketiga dengan menyumbangkan angka sebesar Rp3,5 miliar.

Sedagkan di urutan keempat dan kelima dalam perolehan realisasi adalah sektor listrik, gas dan air (LGA) serta sektor konstruksi. Keduanya menyumbangkan capaian masing-masing sebesar Rp2,6 miliar dan Rp1,2 miiar.

Sementara di sektor pariwisata, telekomunikasi dan transportasi mencatatkan angka realisasi investasi sebesar Rp300 juta.

Edy Juanda mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh, tren investasi pada kuartal tahun ini masih sama dengan tren tahun sebelumnya yaitu di dominasi oleh sektor pertambangan. 

Hal ini dapat dipahami karena di wilayah Aceh Barat memiliki potensi sumber daya alam yang besar dan di kelola dengan baik oleh perusahan, disertai dengan pengawasan yang dalam hal ini dilakukan oleh DPMPSTP Aceh Barat. 

Selain itu aktivitas tambang selalu melibatkan pengerahan sumber daya ekonomi dalam skala besar. 

Ia juga mengatakan hasil capaian realisasi kuartal pertama tahun 2022 ini terlihat peningkatan nilai investasi di Aceh Barat. 

Selain sektor pertambangan yang mengalami peningkatan yang signifikan, sektor tanaman pangan dan perkebunan juga mengalami peningkatan yang cukup besar dari kuartal sebelumnya. 

Hal ini didorong oleh stabilitas ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19 yang berangsur-angsur sudah mulai membaik, serta terlihat terjadi pergeseran pada tumpuan pergerakan ekonomi masyarakat dari yang sebelumnya terletak di sektor perdagangan dan reparasi, kini sudah beralih ke sektor tanaman pangan dan perkebunan. 

“Perhitungan capaian realisasi investasi ini didasarkan pada angka realisasi investasi masing-masing perusahaan, yang dilaporkan secara berkala pada tiap kuartal secara langsung melalui laman situs OSS yang terintegrasi dengan akun masing-masing pelaku usaha,” demikian Edy Juanda.
 

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Azhari
COPYRIGHT © ANTARA 2025