Jember (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember menyatakan dukungan penuh terhadap usulan reaktivasi jalur distribusi bahan bakar minyak (BBM) ke Jember menggunakan moda transportasi kereta api. Gagasan ini pertama kali disampaikan oleh Anggota Komisi VI DPR RI, Gus Rivqy Abdul Halim, yang menilai distribusi energi di Jember membutuhkan penguatan sistem logistik agar tidak bergantung sepenuhnya pada jalur darat dari Banyuwangi.

Menurut Gus Rivqy, pemanfaatan jalur kereta api akan memberikan solusi konkret dalam menjamin kelancaran pasokan BBM, mengingat Jember adalah salah satu kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di Jawa Timur dan kebutuhan energinya terus meningkat.

“Distribusi energi ke Jember harus memiliki jalur alternatif yang lebih aman dan efisien. Reaktivasi distribusi BBM lewat kereta api bisa menjadi salah satu langkah strategis menghindari krisis distribusi di masa depan,” ungkap Gus Rivqy.

Usulan ini disambut positif oleh KAI Daop 9 Jember. Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan dua opsi teknis yang bisa segera ditindaklanjuti. Pertama, melalui revitalisasi jalur ke depo lama milik Pertamina di Gebang, dan kedua melalui pemanfaatan lahan di wilayah Rambipuji, yang dinilai lebih efisien karena tidak memerlukan pembangunan jalur baru dan memiliki akses langsung ke kawasan Siway.

“Dari sisi operasional, KAI siap. Infrastrukturnya ada dan tinggal menunggu kesiapan dari pihak Pertamina sebagai pemilik fasilitas tangki dan depo,” ujar Cahyo.

Cahyo menambahkan, penggunaan kereta api sebagai moda distribusi BBM akan mendukung efisiensi waktu, menekan biaya logistik, dan memperkuat ketahanan distribusi energi, terutama saat terjadi gangguan pada jalur darat seperti kemacetan maupun bencana alam.

“Kami melihat sinergi antarlembaga sangat penting dalam menjaga pasokan energi di wilayah strategis seperti Jember. Bila komitmen eksekusi sudah disepakati, KAI siap menggerakkan seluruh sumber daya untuk operasional,” tambahnya.

Sementara itu, pihak Pertamina melalui Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Aleksander Bangun, menyatakan bahwa secara prinsip pihaknya terbuka terhadap usulan tersebut. Menurut Aleksander, Jember memang berisiko tinggi jika hanya mengandalkan pasokan BBM dari Banyuwangi. Ia bahkan menyebut perlunya kajian untuk mengaktifkan kembali depo lama atau mencari lokasi buffer stock baru di Jember sebagai langkah mitigasi.

“Apalagi jika kondisinya seperti beberapa waktu lalu, saat Ketapang macet dan Gumitir tertutup total. Distribusi BBM ke Jember jadi sangat terlambat. Kami sangat terbuka untuk opsi jalur kereta api ini,” kata Aleksander.

Meski pasokan BBM saat ini telah kembali normal, pihaknya mengakui pentingnya jalur distribusi alternatif untuk menjamin stabilitas pasokan jangka panjang, terutama untuk wilayah dengan konsumsi harian tinggi seperti Jember yang mencapai hampir 1 juta liter per hari.

Dengan adanya dukungan dari legislatif, operator logistik (KAI), dan Pertamina, rencana reaktivasi jalur distribusi BBM ke Jember melalui kereta api diharapkan segera dikaji lebih lanjut untuk dapat direalisasikan dalam waktu dekat.

Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire

COPYRIGHT © ANTARA 2025