Dengan pencapaian ini, "Ne Zha II" melampaui rekor "The Lion King", bahkan tercantum dalam daftar 10 film terlaris sepanjang masa. "Ne Zha II" juga menjadi satu-satunya film non-Hollywood yang terdapat dalam daftar yang dikuasai film-film legendaris, seperti "Avatar", "Titanic", dan "Star Wars: The Force Awakens".
Di Tiongkok, "Ne Zha II" juga mendominasi pasar domestik, serta meraup porsi terbesar dari penjualan tiket tahun ini sehingga mencatat rekor baru dalam sejarah perfilman Tiongkok.
Kesuksesan "Ne Zha II" turut merambah pasar internasional. Setelah dilansir di Amerika Utara pada 14 Februari, "Ne Zha II" berada dalam daftar lima film terlaris pada akhir minggu, menurut perusahaan global asal Amerika Serikat yang melacak kinerja media dan menyusun analisis.
"Saya sangat mengagumi begitu banyak aspek dari film tersebut," ujar seorang animator asal AS, Sheila Sofian, setelah menonton "Ne Zha II" di Los Angeles.
"Karena sempat menyaksikan edisi sebelumnya, saya berharap 'Ne Zha II' mampu menandingi kualitas film tersebut yang sama briliannya. Namun, kualitas film terbaru ini semakin baik dari sisi desain produksi, audio, dan musik. Alur kisahnya juga sangat kompleks sehingga sejumlah adegan-adegannya sulit ditebak. Maka, saya sangat terhibur, bahkan merasakan keseruan sepanjang menonton film tersebut," lanjutnya.
Di tengah sensasi film animasi buatan Tiongkok, program "China Travel with Chinese Films" diluncurkan pada Senin lalu di China National Film Museum di Beijing. Program ini memanfaatkan momentum kesuksesan internasional film-film buatan Tiongkok dengan anggaran produksi yang besar pada Hari Raya Imlek. Hal tersebut juga sejalan dengan kebijakan transit bebas visa guna menarik minat wisatawan asing ke Tiongkok.
Dengan China Film Administration and China Media Group (CMG sebagai tuan rumah, serta China Global Television Network (CGTN) dan Film Channel Program Center sebagai pihak penyelenggara, program ini mempromosikan sektor "perfilman + pariwisata" dengan menyatukan acara pemutaran film, festival film internasional, serta festival film buatan Tiongkok di luar negeri, agar audiens asing mengeksplorasi Tiongkok lewat karya perfilman.
Selain mempererat kolaborasi antara industri perfilman dan pariwisata, program ini mengembangkan paket wisata bertema khusus yang menawarkan pengalaman menarik seputar budaya perfilman, serta keindahan alam dan aset kultural Tiongkok demi memfasilitasi publisitas media dengan interaksi konsumen.
Menurut Jiang Qiudi, Head, CMG, Biro Eropa, CMG akan memanfaatkan jaringan global yang mencakup koresponden asing, serta kemitraan yang terjalin dengan media berita internasional dan platform media sosial untuk mempromosikan program tersebut. CMG juga ingin memperluas jangkauan dan pengaruh program ini sekaligus meningkatkan kolaborasi bersama lembaga perfilman asing dan menggelar ajang-ajang unggulan yang mengangkat film-film buatan TIongkok untuk memperkuat jangkauan global film-film Tiongkok.
Para sineas dan tim produksi di balik film-film terlaris pada Imlek tahun ini turut membagikan kabar terbaru tentang kinerja penjualan tiket di seluruh dunia.
Acara ini dihadiri para perwakilan CMG, Dinas Perfilman Departemen Publisitas Partai Komunis Tiongkok, Komite Sentral Tiongkok, perusahaan produksi film dan distribusi film terkemuka di TIongkok, studio film, biro perjalanan wisata, serta Silk Road International Film Festival.
SOURCE CGTN
Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2025