Insya Allah, Kabupaten Abdya bulan depan sudah memasuki puncak panen raya padi di sawah. Hanya saja kecamatan Babahrot yang sedikit terlambat. Tapi kalau wilayah-wilayah lain panen padi serentak semua
Blangpidie (Antaranews Aceh) - Para petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) memasuki panen raya tanaman padi yang ditanam serentak pada musim  rendengan 2017-2018 seluas 10 ribu hektare.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura pada Dinas Pertanian Abdya, Darwis di Blangpidie, Sabtu mengatakan, sekitar 40 hektare dari 10 ribu hektare tanaman padi yang ditanami sudah selesai di panen.

"Luas lahan sawah yang ditanam padi oleh petani secara serentak pada MT rendengan ini sekitar 10 ribu hektare. Dari jumlah tersebut seluas 40 hektare lahan sawah di Kecamatan Susoh, sudah selesai dipanenkan oleh petani," ungkapnya.

Darwis mengaku belum mengetahui hasil panen yang diperoleh petani pada musim panen rendengan tahun ini, karena sampel ubinan yang telah diambil berapa titik oleh petugas pertanian di Kecamatan Susoh, belum turun menunjukkan hasil.

"Kalau hasil produksi kita belum tahu, karena sampel ubinan belum turun. Kita tunggu saja dalam dua hari ini. Insya Allah hasilnya memuaskan, apalagi tanaman padi di sawah terlihat cukup bagus, dan sangat memuaskan petani," ungkapnya.

Ia berkata, puncak panen raya padi di Kabupaten Abdya akan berlangsung pada April 2018, karena hampir rata-rata tanaman padi yang terbentang luas di lahan sawah di sembilan kecamatan sudah mulai memasuki masa menguning.

"Insya Allah, Kabupaten Abdya bulan depan sudah memasuki puncak panen raya padi di sawah. Hanya saja kecamatan Babahrot yang sedikit terlambat. Tapi kalau wilayah-wilayah lain panen padi serentak semua," ungkapnya.

Kata dia, memasuki musim panen rendengan tersebut pihak Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Abdya telah menyiapkan 15 unit mesin "Combine Hervester" besar untuk membantu petani memanen padi di lahan sawah.

"Ongkos panen dengan mesin canggih ini kita ambil sesuai Perbub, yakni Rp25 ribu/kuintal gabah. Upah itu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan ongkos combine milik swasta yang mencapai Rp35 ribu hingga Rp40 ribu/kuintal gabah," ujarnya.

Pewarta: Suprian
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA 2025