Banda Aceh (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi
Aceh mencatat tren pasar modal di Aceh hingga Agustus 2025 tumbuh positif yakni mencapai 204 persen dari target yang ditetapkan pada tahun itu.

"Peningkatan jumlah investor pasar modal secara signifikan ini mencerminkan meningkatnya literasi dan minat masyarakat terhadap investasi," kata Kepala Wilayah Bursa Efek Indonesia Provinsi Aceh Thasrif Murhadi di Banda Aceh, Jumat.

Ia menyebutkan hingga Agustus 2025, jumlah investor pasar modal di Aceh telah mencapai 182.011 Single Investor Identification (SID) atau naik dibandingkan Desember 2024 yang tercatat sebanyak 147.887 SID.

Ia mengatakan pertumbuhan investor tahun 2025 mencapai 34.124 SID, atau 204 persen dari target peningkatan yang ditetapkan sebesar 16.720 SID

"Ini menjadi bukti bahwa minat masyarakat
Aceh untuk berinvestasi di pasar modal terus meningkat,” katanya.

Ia menjabarkan dari total investor yang tercatat di Provinsi Aceh, 60 persen berada pada rentang usia 18–30 tahun, 26 persen berusia 31–40 tahun, dan sisanya 14 persen berusia di atas 40 tahun. 

Data tersebut menunjukkan dominasi generasi muda dalam mendorong pertumbuhan
pasar modal di Aceh.

“Generasi muda Aceh kini semakin sadar pentingnya berinvestasi sejak dini. Tren ini juga menunjukkan keberhasilan upaya literasi dan inklusi keuangan yang selama ini kami jalankan bersama berbagai pihak, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kampus, sekolah, dan komunitas,” katanya.

Ia menambahkan secara nasional, kinerja pasar modal juga menunjukkan performa positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level tertinggi sepanjang sejarah di 8.250,93, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp15.453 triliun. 

Saat ini terdapat 954 saham tercatat di Bursa Efek Indonesia, di mana 657 di antaranya merupakan saham syariah.

Thasrif berharap tren positif tersebut dapat terus berlanjut hingga akhir tahun di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

“Kami optimistis jumlah investor di Aceh akan terus bertambah, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa berinvestasi bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga tentang berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi bangsa,” katanya.

 

Baca juga: BEI: Sukuk daerah bagian sumber pendanaan baru di luar APBD

 



Pewarta: M Ifdhal
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025