Aceh Barat (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga binaan sebagai upaya mencegah penularan penyakit tuberkulosis atau TBC.

“Tujuan dari kegiatan ini untuk menemukan segera, dan memberikan terapi pada kasus TBC, Menurunkan kematian akibat penyakit TBC dan Menghitung beban penyakit menular TBC di dalam lapas,” kata Kalapas Meulaboh, Tendi Kustendi di Aceh Barat, Selasa.

Menurutnya, pemeriksaan kesehatan warga binaan tersebut bekerja sama dengan PT Laboratorium Bunda Thamrin dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat.


Baca juga: Pemkab Aceh Barat gencarkan sosialisasi imunisasi BCG bagi bayi, cegah TBC

Ada pun metode pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan cara  Active Case Finding (ACF) Tuberkulosis (TBC) dengan intervensi Chest X-Ray (CXR).

Tendi Kustendi mengatakan penemuan kasus
Tuberkulosis dengan metode Rontgen dada (CXR) ini, merupakan hasil dari tindak lanjut Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) demi mewujudkan eliminasi TBC sampai tahun 2030 bagi tahanan, anak, dan narapidana di Lapas Kelas II B Meulaboh.

Hal ini juga sebagai upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan penyakit menular di dalam lingkungan lapas.

“Kesehatan warga binaan adalah hak fundamental,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya tidak hanya fokus pada pembinaan ketrampilan, mental dan sosial narapidana, tetapi juga pada kesehatan warga binaan.

Menurutnya, skrining TBC massal ini dianggap penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan memastikan setiap warga binaan mendapat
penanganan medis yang tepat.

Kasi Binadik dan Giatja Lapas Meulaboh, Muhammad Faydiban mengatakan bahwa kegiatan skrining ini akan dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 22 hingga 24 September 2025 yang menargetkan seluruh warga binaan.

Adapun pemeriksaan dilakukan dengan 3 (tiga) metode yang pertama skrining gejala melalui wawancara menggunakan instrumen form, kemudian skrining CXR dilakukan oleh pihak penyedia jasa mobil rontgen.

Ketiga pemeriksaan TCM yang dilakukan kepada terduga TBC berdasarkan hasil skrining gejala dan/atau CXR pada fasilitas kesehatan Laboratorium TCM setempat.

“Harapannya, pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan tertib, aman, dan kondusif, serta diharapkan mampu menjadi langkah preventif dalam menjaga kesehatan warta binaan,” katanya.

Muhammad Faydiban mengatakan kegiatan ini sekaligus mendukung program nasional dalam rangka mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 yang telah mengamanahkan percepatan penanggulangan TBC.

Baca juga: Dinkes Aceh Besar gencarkan deteksi dini penyakit TBC



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025