Banda Aceh (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Prof Mujiburrahman menyatakan Gerakan Wakaf Pendidikan Islam yang diluncurkan Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar menjadi kado peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
"Gerakan ini adalah kado istimewa bagi bangsa Indonesia. Wakaf produktif akan menjadi energi baru bagi pembangunan pendidikan Islam yang lebih mandiri," kata Prof Mujiburrahman di Banda Aceh, Minggu.
Ia menjelaskan kehadiran Gerakan Wakaf Pendidikan Islam memberi ruang bagi masyarakat untuk terlibat langsung dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangat tepat, karena selama ini terlalu bergantung pada APBN dan dana terbatas lain.
Baca juga: Wakil Gubernur Aceh temui MUI bahas soal status tanah wakaf Blang Padang
UIN Ar-Raniry siap menjadi bagian penting dari ekosistem wakaf pendidikan. Perguruan tinggi Islam, bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga harus tampil sebagai penggerak literasi, edukasi, dan inovasi dalam pengelolaan wakaf.
“Di Aceh, budaya wakaf sudah mengakar. Dengan tata kelola modern, wakaf bisa kita arahkan menjadi instrumen strategis untuk meningkatkan kualitas madrasah, beasiswa mahasiswa, hingga riset dan pengembangan ilmu pengetahuan,” kata Mujiburrahman.
Menurutnya, instruksi Presiden Prabowo dan langkah cepat Menag Nasaruddin Umar sejalan dengan semangat membangun kemandirian bangsa.
Ia mengatakan target penghimpunan wakaf Rp1 triliun per tahun untuk pendidikan dinilai realistis jika didukung dengan partisipasi masyarakat, ormas, lembaga pendidikan, dan dunia usaha.
“Wakaf bukan sekadar amal jariyah, tapi investasi sosial untuk masa depan. Ini gerakan inklusif yang akan memperkuat daya saing pendidikan Islam kita,” kata Mujiburrahman.
UIN Ar-Raniry akan terus mendukung penuh program Kementerian Agama dalam mewujudkan wakaf produktif.
“Gerakan ini adalah panggilan zaman. Wakaf pendidikan harus kita jadikan tradisi baru untuk melahirkan generasi emas Indonesia,” demikian Mujiburrahman.
Baca juga: Kemenag dorong ASN berwakaf mulai dari Rp10 ribu per bulan
Pewarta: M IfdhalEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025