Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Besar mengkaji rencana kenaikan tarif retribusi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Lambaro di Lubok Batee, yang akan disesuaikan dengan peningkatan sarana dan pelayanan di fasilitas tersebut. 

Plt Sekda Kabupaten Aceh Besar Bahrul Jamil saat meninjau RPH Lambaro, Selasa, mengatakan tarif retribusi layanan di RPH Lambaro masih terlalu rendah dan mengusulkan agar tarif tersebut dinaikkan agar lebih sebanding dengan operasional yang dilakukan oleh petugas. 

Menurut Bahrul Jamil, kenaikan tarif retribusi diperlukan untuk meningkatkan layanan di RPH, seperti perbaikan fasilitas dan peningkatan kualitas pemeriksaan kesehatan hewan. 

Ia menilai bahwa tarif yang lebih realistis akan membantu meningkatkan kesejahteraan petugas serta menjamin kualitas daging yang beredar di masyarakat.

Ia mengatakan untuk pemakaian tempat pemotongan sapi atau kerbau dikenakan tarif Rp60 ribu per ekor, sementara pemeriksaan hewan dikenakan biaya Rp20 ribu per ekor. 

Kemudian pemakaian kandang hewan sapi atau kerbau per hari dikenakan tarif Rp10 ribu per ekor, sedangkan pemeriksaan hewan yang masuk dikenakan biaya Rp5 ribu per ekor untuk sapi atau kerbau, serta Rp3 ribu per ekor untuk kambing atau domba. 

Khusus untuk pemeriksaan hewan ternak yang dipotong saat Meugang, tarif yang berlaku adalah Rp30 ribu per ekor.

Dalam kesempatan tersebut Plt Sekda juga memastikan bahwa stok sapi dan harga jual daging tetap stabil, sehingga masyarakat dapat menjalankan tradisi hari pemotongan hewan atau meugang Ramadhan 1446 Hijriah.

"Pemantauan ini bertujuan memastikan proses pemotongan hewan menjelang hari meugang yang menjadi tradisi khas masyarakat Aceh sebelum memasuki Ramadhan berjalan dengan baik," katanya.

Ia menjelaskan pemantauan tersebut juga ingin memastikan seluruh proses pemotongan berjalan sesuai dengan standar kesehatan dan syariah. 

"Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan daging menjelang Ramadhan, persediaan sangat cukup," katanya.

 



Pewarta: M Ifdhal
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025