Singkil (ANTARA Aceh) - Para petani kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil mengeluh menyusul sering langkanya pupuk subsidi yang dijual di kios-kios resmi distributor PT Petrokimia.
"Akibat kios resmi distributor tidak jelas keberadaanya, maka kami terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harga melambung dari ketetapan pemerintah," kata petani sawit, Hasan Basri Lingga di Kecamatan Kota Baharu, Aceh Singkil, Kamis.
Selain itu, sambungnya, salah satu kios resmi untuk warga Kecamatan Kuta Baharu yang berada di antara Kecamatan Gunung Meriah dan Singkohor tepatnya simpang 3 Gombar, Srikayu dan Trans 26, stoknya sudah habis.
Hasan mengatakan jika terus terusan begini jangankan untung para petani malah mengalami kerugian, karena pupuk dengan harga kelapa sawit tidak berimbang.
Oleh karenanya, para petani memohon kepada Komisi II DPRK Aceh Singkil untuk menyampaikan kepada dinas terkait dan distributor PT Petrokimia Gresik agar mengawasi kios-kios resmi yang berada di wilayah Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok/Tani (RDKK).
Dikatakan, sekarang harga pupuk NPK Ponska capai Rp145 ribu hingga Rp170 ribu/sak (isi 50 Kg). Mereka beli dari pengecer mobil sewa dan pengecer pupuk non subsidi.
Menurut mereka harga tersebut terlalu mahal dan tidak sesuai dengan harga semestinya, sementara pupuk subsidi terkadang tidak tersedia.
Menurutnya hal ini ada sistem yang tidak beres, sehingga menguntungkan distributor dan merugikan petani, ini perlu di benahi oleh pejabat terkait.
Sementara ditemui secara terpisah salah seorang anggota DPRK Aceh Singkil, Syafrial mengatakan, persoalan itu banyak faktor yang mempengaruhi dan ini juga diliat lebih menyeluruh, sebab stok pupuk subsidi memang terbatas masuk ke Aceh Singkil.
Yang menjadi masalah di lapangan terkadang masyarakat sebagian petani yang kelapa sawitnya berpenghasilan 5 ton sampai 10 ton pun masih ingin pupuk subsidi, sehingga petani yang panen 500 kilogram sering tak kebagian.
Syahrial tidak memungkiri banyak oknum yang bermain sehingga merugikan petani kecil.
Dikatakan, dirinya juga sering mendapatkan kabar bahwa petani dari daerah lain, seperti Kecamatan Danau Paris, mengambil barang dari Kecamatan Gunung Meriah, sehingga terjadi kelangkaan.
Jadi, kata dia, terkait persoalan itu, pihaknya waktu dekat ini akan memanggil pihak terkait.
Pewarta: KhairumanUploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025