Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil menyatakan logistik di daerah Kecamatan Singkil kabupaten setempat berkurang karena masih terisolir akibat akses jalan dan jembatan putus total.

"Stok logistik untuk kebutuhan pengungsi bencana banjir di Kabupaten Aceh Singkil hanya tersisa untuk besok Selasa (2/12). Jika di hari itu tidak ada penyaluran warga terancam kelaparan," kata Kepala BPBD Aceh Singkil, Husni yang dihubungi dari Banda Aceh, Senin.

Husni mengatakan, sejumlah jembatan dan jalan penghubung di daerah tersebut putus, dan hanya sebagian wilayah yang bisa dilewati melalui jalur alternatif menggunakan kendaraan besar dan tinggi. Terparah akses dari Kecamatan Singkil Utara ke Kecamatan Singkil yang putus total. 


Baca juga: LSM harap bantuan bencana dipercepat ke wilayah terisolir Aceh

Ia menyampaikan, hingga hari ini, belum ada bantuan dari luar Aceh Singkil yang masuk ke daerah itu. Bantuan hanya sampai ala kadarnya dari warga setempat yang tidak terdampak banjir. 

Pihaknya juga kesulitan untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh dan pusat karena akses komunikasi terputus, serta listrik padam sejak sepekan terakhir. 

“Kami kesulitan untuk berkomunikasi, disini listrik padam sudah seminggu akses komunikasi putus. Kami minta tolong agar pemerintah mempercepat pengiriman bantuan,” ujarnya. 

Sejauh ini, lanjut dia, terdapat 11 kecamatan di Aceh Singkil yang terdampak banjir, dengan total pengungsi mencapai 21 ribu jiwa, tetapi sebagian sudah kembali untuk membersihkan rumah mereka.

Husni menambahkan, imbas banjir hingga kelangkaan BBM membuat tiga daerah kepulauan di Aceh Singkil juga terancam kekosongan sembako, yaitu Kecamatan Pulau Banyak, Pulau Banyak Barat dan Kuala Baru. 

“BBM tidak ada karena akses jalan tadi putus, jadi kapal yang bawa sembako ke daerah (kepulauan) itu juga terhenti beroperasi,” demikian Husni.


Baca juga: Update Bencana Aceh, Komdigi bantu 20 perangkat starlink



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025