Singkil (ANTARA Aceh) - SMK Negeri Kelautan Kuala Baru, Kabupaten Aceh Singkil, akan mengembangkan program kerambah apung untuk membantu warga mengembangkan potensi daerah yang cukup besar.

Kepala SMK Kelautan, Yudio Setia Nugroho SST kepada wartawan di Singkil, Jumat mengatakan,  luas dan besarnya potensi dari sektor kemaritiman di Aceh Singkil cukup besar, namun belum dimanfaatkan secara maksimal.

SMK Negeri Kelautan Kuala Baru yang memiliki dua jurusan yakni Nautika Kapal Penangkap Ikan dan Agribisnis Perikanan akan memanfaatkan potensi tersebut semaksimal mungkin, terutama pemberdayaan masyarakat lokal atau pesisir.

"Alhamdulillah tahun ini para pelajar kita akan bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Keluatan Aceh Singkil dan masyarakat dalam budi daya kerambah apung dengan jenis ikan kakap, nila dan lele," ujarnya.

Yudio menjelaskan, SMKN Kelautan Kuala Baru yang didirikan sejak tahun 2010 itu kini telah melebarkan sayap jaringan hingga tingkat Asia, Afrika dan Eropa untuk berlayar di bidang kemaritiman.

Selama ini membangun kontrak kerja dengan Negara Taiwan, dan tahun 2017 menyusul kontrak kerja di bidang pelayaran kemaritiman dengan Negara Korea Selatan, Afrika, Perancis dan India, bahkan sepuluh orang Alumni 2016 tarunanya sudah berlayar di laut Amerika dan Argentina.

Itulah prestasi yang setiap tahunnya untuk taruna taruni SMKN Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Singkil dibidang Nautika Kapal Penangkap Ikan dalam menembus pasar kerja internasional yang memilih bekerja langsung.

Sedangkan tingkat nasional atau lokal jebolan taruna taruni, kebanyakan diperusahaan Fery ASDP dan bila ingin melanjutkan keperguruan tinggi, taruna taruni bisa melanjutkan ke Politekhnik Kelautan dan Perikanan di sejumlah universitas negeri yang sudah menjalin kerja sama, plus beasiswa penuh bagi yang berprestasi.

"Kami tidak main-main, sebagai lembaga yang dipercaya untuk melahirkan tenaga ahli dan terampil di bidang kelautan dan maritim, kami telah menjajaki kerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan dan Kelautan (STIPK) Jakarta dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum dan tenaga pengajar," kata Yudio.

"Mudah-mudahan Momerandum of Understanding (Mou) dengan sejumlah perguruan tinggi terus meningkat. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh akreditasi, baik dari Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Perhubungan, sehingga anak didik yang telah selesai memiliki kemampuan dan kecakapan yang siap bekerja," ujar dia.

Jaringan kerjasama SMKN Kelautan dan Perikanan Kuala Baru tingkat universitas yakni, Politeknik Jember, jawa timur, Politekhnik Malikussasaleh, Lokseumawe, Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta, Politekhnik semarang,  serta pangkalan TNI-AL perbatasan," ujarnya.

"Kami mendatangkan instruktur atau praktisi untuk mengajar praktek anak didik tentang teknologi dan budidaya perikanan guna meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, serta kesadaran bela negara dan kedisiplin kami bekerjasama juga dengan Pangkalan TNI-AL perbatasan Aceh," ujarnya.

Beberapa anak didik SMK tersebut akan mengikuti Basic Training Rescue dan juga Survival Craft Boat pekan depan di Politeknik Semarang yang telah memiliki lisensi internasional. Lulusan yang telah mengikuti pelatihan ini tidak kesulitan untuk langsung bekerja ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Selama 3 tahun anak didik belajar tentang teori dan praktik di kelas dan akan melanjutkan praktik lapangan selama satu tahun ke berbagai perusahaan jasa pelayaran, baik nasional maupun internasional.

"Jadi mereka yang lulus ini akan memiliki kualitas yang tinggi dan mumpuni," kata Yudio.

SMKN Kelautan Singkil tahun ini, memiliku 110 pelajar anak didik dengan 12 tenaga pengajar, dan 7 ruang kelas yang telah terpakai, nantinya akan terus bertambah yang berada di Desa Sukajaya, Kecamatan Kuala Baru,  Aceh Singkil.

Saat ini ada pengembangan ruang kelas baru dan proses "finishing" ruang simulator, perpustakaan, ruang praktek, laboratorium, ruang komputer, dan juga asrama guru.

"Kita harapkan SMKN kelautan ini mampu mencetak para taruna yang pandai, bertanggung jawab, dan handal dalam bidang kemaritiman.

Taruna taruni yang berpotensi juga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai nakhoda pelayaran pengembangan sektor pariwisata lokal, akan pariwisata puluhan gugusan Pulau Banyak, Aceh Singkil yang setiap tahunnya dikunjungi kapal pesiar internasional melalui Samudra Hindia.



Pewarta: Khairuman
Uploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025