Singkil (ANTARA Aceh) - Sebagian badan jalan desa di Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, amblas akibat dihantam erosi air Sungai Lae Rintis secara terus menerus, sehingga mengganggu transportasi darat di daerah itu.
Salah seorang warga Desa Kutasimboling, Kecamatan Singkil Hamdani alias Tatok di sekitar bantaran sungai kepada wartawan, Minggu menyatakan, dirinya dan warga di daerahnya sangat resah dan khawatir erosi akan memutus jalan tersebut.
Ia menyatakan, terjadinya erosi hampir mengkikis habis badan jalan di desa itu sejak Sabtu (14/1) pagi pukul 09.00 WIB. "Secara perlahan badan jalan yang masih tahap pengerasan itu, mengalami amblas karena arus sungai yang memutar dan mengikis bagian bawah tanah, di bibir sungai dan tak dapat terelakkan," katanya.
Dia menyebutkan, erosi semakin parah terjadi, setelah bangunan bronjong bantaran Sungai Lae Rintis sepanjang 100 meter yang sebelumnya amblas sampai sedalam 3 meter di bibir sungai.
"Runtuhnya bronjong pagi tadi, juga hampir menenggelamkan boat nelayan, bila tidak bergegas tadi pagi melepaskan tali pengikat kapal," ujarnya.
Amblasnya jalan itu juga dipicu meningginya air Sungai Lae Rintis Singkil yang terjadi sepekan terakhir ini disertai tingginya curah hujan.
Tatok bersama istrinya Hadisyah mengaku, selama kurun waktu 10 tahun dia dan anak menantunya tinggal, walaupun sering desanya dilanda banjir bantaran Sungai Lae Rintis, tapi baru kali ini terjadi erosi yang cukup memprihatinkan.
"Kami berharap pemerintahan setempat tanggap dan secepatnya merespon akan situasi desa kami ini, dan berharap penuh merehabilitasi lagi kerusakan badan jalan supaya normal kembali seperti sedia kala," tutur dia.
Secara terpisah, Sahirudin warga setempat juga mengatakan, erosi terjadi disebabkan sebagian hutan rawa Singkil beralih fungsi menjadi jutaan hektare sawit, disamping lemahnya pengawasan pembalakan liar, juga banyaknya aktifitas penambangan pasir saat air surut di hulu sungai untuk dijual sebagai material bangunan.
Artinya, masyarakat setempat berharap, erosi tersebut segera diatasi, sebab, jika hujan kembali mengguyur, dikhawatirkan erosi semakin meluas.
"Dan harapan kami, pembalakan liar dan penambang pasir untuk sementara bisa berhenti dulu," ujarnya.
Pewarta: Khairuman
COPYRIGHT © ANTARA 2025