Jakarta (ANTARA Aceh) - Sejumlah petugas Polri dan TNI, BPBD Jakarta, BNPB, serta 2000 santri Pesantren Daarut Tauhid dibawah pimpinan Aa Gym hingga kamis siang terus menyiapkan berbagai peralatan untuk aksi doa bersama Bela Islam jilid III pada Jumat di Monumen Nasional (Monas).

Dari pantauan Antara, Kamis terlihat BPBD sudah memulai pemasangan tenda untuk menampung massa yang mengalami gangguan kesehatan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Jakarta, Endang Hardian, mengatakan bahwa mereka sudah mulai membangun tenda di titik tertentu sebanyak sembilan tenda yang dijaga oleh 40 petugas yang dikerahkan di masing-masing tenda sebanyak 12 orang.

Endang mengatakan tenda-tenda tersebut baru akan dibongkar lagi setelah massa meninggalkan Monas.

Seorang personel TNI-AD yang tidak ingin disebut namanya mengungkapkan bahwa massa harus membubarkan diri paling lambat hari Jumat pukul 16.00 WIB.

Sementara itu seorang Polisi mengatakan telah disiapkan puluhan petugas dari Polisi, 
TNI, serta satuan Polisi Pamongpraja untuk mengamankan aksi bela Islam. Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Iriawan mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan sekitar 26 ribu personel.

Sampai Kamis siang Antara menyaksikan belum banyak orang-orang yang akan berunjuk rasa sudah berada di kawasan Monas ini.

Tidak setuju
    
Sekalipun puluhan ribu orang diperkirakan akan menghadiri acara ini, ada juga yang tidak menyetujui penyelenggaraan acara ini.

Seorang mahasiswi, Febby Aulia, merasa tidak setuju dengan kegiatan ini karena pada 4 November sudah berlangsung kegiatan yang menuntut Basuki Tjahaya Purnama dengan tuduhan penistaan agama Islam.

"Saya tidak setuju karena ada pihak yang memanfaatkan situasi tersebut untuk kepentingan politik," kata Febby.

Sementara itu, seorang pegawai Tata Usaha sekolah dasar di Bekasi, Bahron mengungkapkan bahwa dirinya kurang sepakat dengan adanya kegiatan aksi lagi, karena dalam syari'at Islam tidak ajaran untuk berunjuk rasa.

Dirinya menilai sudah ada pihak yang bertanggung jawab dalam persoalan penistaan agama tersebut, yaitu Polisi dan Pengadilan.

"Saya kurang sepakat kalau ada aksi lagi, karena memang saya juga enggak suka demo. Dalam ajaran Nabi Muhammad pun belum pernah ada aksi seperti itu (demo)," ujar Bahron. 
 


Pewarta: Chintisa Putri Mentari/Rafih Anggreani

COPYRIGHT © ANTARA 2025