Singkil (ANTARA Aceh) - Kapolres Aceh Singkil AKBP Muhammad Ridwan bersama jajaranya menggelar kegiatan "Saweu Keudee Kupi" (kunjungi kedai kopi) untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah hukumnya.

"Program Saweu Keudee Kupi ini untuk menerima masukan dan keluhan masyarakat selama ini terkait keamanan," kata Kapolres Muhammad Ridwan di Singkil, Selasa.

Ia mengatakan program ini baru pertama sekali dilaksanakan di Aceh Singkil dan akan terus dilaksanakan. Melalui dialog ini polisi berharap mendapat masukan dan saran dari masyarakat dalam rangka menciptakan suasana aman dan kondusif.

Menurut Kapolres, program Saweu Keudee Kupi ini sangat efektif untuk menjaring berbagai isu yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, apalagi selama ini warung kopi (warkop) sering dijadikan tempat pertemuan atau perkumpulan warga untuk membahas berbagai hal.

"Masyarakat Aceh selama ini sering sekali menjadikan warkop untuk membahas suatu," ungkapnya.

Dialog Saweu Keude Kupi dihadiri tokoh masyarakat, kepala kampung, tokoh partai, tokoh adat, unsur kepemudaan, tokoh pendidikan dan unsur muspika serta dari insan pers.  
    
Kapolres Muhammad Ridwan membahas tentang aksi pencurian sepeda motor (curanmor) dan peredaran narkoba yang sedang marak terjadi di wilayah Singkil dan Kota Subulussalam.

Dalam kesempatan itu Kapolres mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap aksi curanmor. Para pelaku bisa saja melancarkan aksinya ketika warga sedang melaksanakan ibadah salat atau memarkirkan kendaraan di depan rumah tanpa kunci pengaman.

Kapolres mengaku sudah menangkap 30 orang pelaku curanmor, yang selama ini beraksi di wilayah Singkil dan Kota Subulussalam. Mereka terus didalami untuk mengungkap keterlibatan komplotan lainya dalam aksi pencurian selama ini.

Dalam dialog tersebut, Ketua PWI Kota Subulussalam, Khalidin berharap pihak kepolisian bisa mengungkap kasus pembobolan rumah sering terjadi di wilayah Kota Subulussalam belakangan ini.

Menurut isu yang beredar selama ini, pelaku berjumlah beberapa orang yang sudah lihai saat melakukan aksi pencurian, sehingga sampai saat ini belum berhasil ditangkap. Sebelum melancarkan aksinya, pelaku terlebih dahulu memantau pergerakan si pemilik rumah, komplotan ini diduga ada keterlibatan aktor intelektual.

"Isu yang beredar ada keterlibatan aktor intelektual, hasil curian tidak semua mereka bagi rata, tapi disisihkan untuk belanja keluarga apabila ada anggota mereka yang tertangkap," kata Khalidin.

Menanggapi itu, Kapolres Ridwan mengatakan akan berusaha menangkap pelaku pembongkaran rumah tersebut. Pihaknya akan mendalami informasi itu dari pelaku curanmor yang sudah tertangkap.

"Saat ini kita sedang mengembangkan informasi pembobolan rumah melalui pelaku yang sudah ditangkap," kata Kapolres  M Ridwan menambahkan.





COPYRIGHT © ANTARA 2025