Singkil, Aceh (ANTARA Aceh) - Para guru dan warga yang ada di dua pulau di Kabupaten Aceh Singkil mengeluhkan kurangnya sarana dan prasarana sekolah, sehingga kegiatan belajar mengajar di kepulauan itu kurang maksimal.
Pada pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Aceh Hasanuddin Darja, Kepala SMA Negeri 1 Kecamatan Pulau Banyak Barat, Amrim, Senin menyatakan, selain kekurangan sarana dan prasarana, sekolah di daerahnya juga kekurangan guru PNS serta tunjangan guru terpencil masih kecil.
Masyarakat yang ada di dua kecamatan di pulau tersebut menyambut kedatangang Kadis Pendidikan Aceh begitu antusias, puluhan masyarakat dan tokoh masyarakat sudah menungung kedatangan rombongan Kadis Hasanuddin Darjo sejak awal.
Beberapa perwakilan masyarakat juga menyampaikan langsung permohonan gedung belajar, alat bantu proses belajar mengajar serta speed boat untuk trasportasi siswa tingkat SMP dan SMA guna menempuh pendidikan dari Pulau Teluk Nibung menuju pusat Kecamatan Pulau Banyak.
Di Pulau Teluk Nibung tidak ada sekolah SMP dan SMA, siswa disana terpaksa harus naik perahu untuk pergi sekolah tingkat SMP dan SMA ke Pulau Banyak.
"Kami di sini juga tidak ada alat trasportasi bagi siswa SMP dan SMA untuk menempuh pendidikan ke Pulau Banyak. Untuk itu, kami meminta Gubernur Aceh Zaini Abdullah untuk menyahuti permitaan kami," pinta Zainuddin, tokoh masyarakat Desa Haloban, Kecamatan Pulau Banyak Barat.
Dalam lawatanya ke Kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat, Kadis Hasanuddin memboyong sejumlah pejabat teras Dinas Pendidikan Aceh.
Zainuddin menuturkan, di daerah pulau tersebut masih kekurangan guru, kekurangan sarana dan prasarana, kekurang infrastruktur jalan, kekurangan kendaraan untuk ke sekolah anak-anak yang harus mengharungi laut yang dalam, kekurangan ruang, alat belajar.
Bahkan di SMA Pulau Banyak Barat, guru dan kepala sekolah terpaksa berkantor di gubuk tidak berdinding, disitu kantin dan disitu pula kantor.
"Ini masalah besar yang kami mohon untuk ditangani pemerintah, baik itu Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Pusat, mohonlah kami diperhatikan," katanya.
Ia juga menyampaikan terimakasih kepada Kepala Dinas Pendidikan Hasanuddin Darjo, karena beliau merupakan Kepala Dinas Pendidikan Aceh yang pertama yang sampai ke Pulau Banyak Barat.
Menyahuti permitaan guru dan masyarakat, Hasanuddin Darjo langsung merespon dan mengatakan, ia akan menyampaikan langsung permitaan warga yang ada di pulau terpencil kepada Gubernur Zaini Abdullah.
"Ini nanti saya akan sampaikan langsung kepada Bapak Gubernur Aceh Doto Zaini mengenai permitaan bapak-bapak semuanya. Mohon dukungangnya agar Gubernur siap membantu demi pendidikan Aceh, khususnya di pulau ini," katanya.
Sementara itu, sebelumnya, Kadis Hasanuddin melakukan kunjungan ke SMP Swasta Anshar Lae Balno, Kecamatan Danau Paris.
Sekolah tersebut merupakan sekolah terakhir yang terletak di perbatasan Aceh dan Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara.
Hasanuddin memberi bantuan 10 unit laptop dari Gubernur Zaini Abdullah dan lima unit dari pejabat Dinas Pendidikan Aceh untuk SMP tersebut.
"Walaupun kita tinggal di daerah terpencil, kualitas pendidikan kita sama semua, karena pendidikan kota dan desa sama semua," jelas Hasanuddin Darjo.
Disebutkan, dirinya fokus utama Pemerintah Aceh dalam bidang pendidikan ialah terus memperhatikan para guru-guru siswa yang ada di daerah-daerah terpencil.
Menurutnya untuk tahun mendatang guru tingkat SMP dan SMA akan dilimpahkan kewenangannya kepada provinsi.
"Dengan perlimpahan kewenangan tersebut, nanti kita akan tempatkan guru-guru di daerah terpencil," katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Swasta Anshar Lae Balno Dewi Israfiah mengharapkan perhatian penuh Dinas Pendidikan Aceh kepada sekolah yang ia pimpin.
Menurutnya, selama ini sekolah yang ia pimpin serba kekurangan untuk itu ia berharap penuh agar dapat dibantu agar perkembangan pendidikan di daerah perbatasan dan terpencil ini bisa maju.
Pada pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Aceh Hasanuddin Darja, Kepala SMA Negeri 1 Kecamatan Pulau Banyak Barat, Amrim, Senin menyatakan, selain kekurangan sarana dan prasarana, sekolah di daerahnya juga kekurangan guru PNS serta tunjangan guru terpencil masih kecil.
Masyarakat yang ada di dua kecamatan di pulau tersebut menyambut kedatangang Kadis Pendidikan Aceh begitu antusias, puluhan masyarakat dan tokoh masyarakat sudah menungung kedatangan rombongan Kadis Hasanuddin Darjo sejak awal.
Beberapa perwakilan masyarakat juga menyampaikan langsung permohonan gedung belajar, alat bantu proses belajar mengajar serta speed boat untuk trasportasi siswa tingkat SMP dan SMA guna menempuh pendidikan dari Pulau Teluk Nibung menuju pusat Kecamatan Pulau Banyak.
Di Pulau Teluk Nibung tidak ada sekolah SMP dan SMA, siswa disana terpaksa harus naik perahu untuk pergi sekolah tingkat SMP dan SMA ke Pulau Banyak.
"Kami di sini juga tidak ada alat trasportasi bagi siswa SMP dan SMA untuk menempuh pendidikan ke Pulau Banyak. Untuk itu, kami meminta Gubernur Aceh Zaini Abdullah untuk menyahuti permitaan kami," pinta Zainuddin, tokoh masyarakat Desa Haloban, Kecamatan Pulau Banyak Barat.
Dalam lawatanya ke Kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat, Kadis Hasanuddin memboyong sejumlah pejabat teras Dinas Pendidikan Aceh.
Zainuddin menuturkan, di daerah pulau tersebut masih kekurangan guru, kekurangan sarana dan prasarana, kekurang infrastruktur jalan, kekurangan kendaraan untuk ke sekolah anak-anak yang harus mengharungi laut yang dalam, kekurangan ruang, alat belajar.
Bahkan di SMA Pulau Banyak Barat, guru dan kepala sekolah terpaksa berkantor di gubuk tidak berdinding, disitu kantin dan disitu pula kantor.
"Ini masalah besar yang kami mohon untuk ditangani pemerintah, baik itu Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Pusat, mohonlah kami diperhatikan," katanya.
Ia juga menyampaikan terimakasih kepada Kepala Dinas Pendidikan Hasanuddin Darjo, karena beliau merupakan Kepala Dinas Pendidikan Aceh yang pertama yang sampai ke Pulau Banyak Barat.
Menyahuti permitaan guru dan masyarakat, Hasanuddin Darjo langsung merespon dan mengatakan, ia akan menyampaikan langsung permitaan warga yang ada di pulau terpencil kepada Gubernur Zaini Abdullah.
"Ini nanti saya akan sampaikan langsung kepada Bapak Gubernur Aceh Doto Zaini mengenai permitaan bapak-bapak semuanya. Mohon dukungangnya agar Gubernur siap membantu demi pendidikan Aceh, khususnya di pulau ini," katanya.
Sementara itu, sebelumnya, Kadis Hasanuddin melakukan kunjungan ke SMP Swasta Anshar Lae Balno, Kecamatan Danau Paris.
Sekolah tersebut merupakan sekolah terakhir yang terletak di perbatasan Aceh dan Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara.
Hasanuddin memberi bantuan 10 unit laptop dari Gubernur Zaini Abdullah dan lima unit dari pejabat Dinas Pendidikan Aceh untuk SMP tersebut.
"Walaupun kita tinggal di daerah terpencil, kualitas pendidikan kita sama semua, karena pendidikan kota dan desa sama semua," jelas Hasanuddin Darjo.
Disebutkan, dirinya fokus utama Pemerintah Aceh dalam bidang pendidikan ialah terus memperhatikan para guru-guru siswa yang ada di daerah-daerah terpencil.
Menurutnya untuk tahun mendatang guru tingkat SMP dan SMA akan dilimpahkan kewenangannya kepada provinsi.
"Dengan perlimpahan kewenangan tersebut, nanti kita akan tempatkan guru-guru di daerah terpencil," katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Swasta Anshar Lae Balno Dewi Israfiah mengharapkan perhatian penuh Dinas Pendidikan Aceh kepada sekolah yang ia pimpin.
Menurutnya, selama ini sekolah yang ia pimpin serba kekurangan untuk itu ia berharap penuh agar dapat dibantu agar perkembangan pendidikan di daerah perbatasan dan terpencil ini bisa maju.
COPYRIGHT © ANTARA 2025