Blangpidie (ANTARA) - Panglima Laot Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Hassannuddin menyatakan daun kecombrang juga menjadi salah satu bahan baku rumpon laut selain daun pinang.

“Daun kecombrang itu tidak saja dikenal sebagai rempah masakan sayur asam, tetapi tumbuhan kas Indonesia ini juga dipergunakan nelayan untuk rumpon, dan harganya lebih mahal dari daun pinang,”kata Hassanuddin di Blangpidie, Jumat

Menurut panglima laot (lembaga adat laut) kabupaten Abdya itu, jika harga daun pinang untuk bahan baku rumpon ditampung nelayan seharga Rp2.000 per satu pelepah, maka daun kecombrang dibeli nelayan mencapai Rp3.000 per batang.

“Dulu kecombrang ini banyak ditanam oleh petani di gunung dan di kebun karena bunganya bisa dijual ke pasar sebagai rempah masakan. Sekarang sudah berkurang tumbuhan ini makanya jadi mahal ditambah banyaknya permintaan dari nelayan untuk rumpon,”katanya

Ia mengatakan, untuk satu unit kapal tangkap bisanya sekali melaut mereka membutuhkan 200 batang kecombrang untuk dicampur dengan daun pinang sebagai bahan penambahan rumpon atau rumah buatan tempat bermain ikan yang di pasang di perairan laut.

Ia berharap pada petani terutama yang bermukim di dekat pergunungan agar mau membudidya tumbuhan kas Indonesia itu, karena ke depan kedua jenis bahan baku rumpon tersebut akan menjadi lebih mahal lagi seiring tingginya permintaan dari nelayan



Pewarta: Suprian
Editor : M Ifdhal
COPYRIGHT © ANTARA 2025