Warga memblokir jalan itu dengan kayu dan seng serta bahan lainnya yang dibuat seperti pagar, sehingga tidak bisa dilintasi oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, lokasi pemblokiran itu berada di Dusun Teungku Umar.
“Warga sudah tidak sanggup lagi mengirup debu yang beterbangan saat musim panas dan saat musim hujan kondisi jalan kami berkubangan,” kata Kepala Dusun Teungku Umar, Mustafa di Rawang Itek.
Baca juga: Warga Aceh Utara blokir jalan
Dikatakan, pemblokiran ini berlangsung sejak Selasa dini hari dan terakhir dibuka menjelang siang setelah pihak kepolisian dari Polres, Muspika setempat dan Ketua DPRK Aceh Utara turun ke lokasi melakukan negosiasi.
Menurut Mustafa, pemblokiran jalan kali ini merupakan yang keempat kalinya sejak beberapa tahun terakhir, ekses kekecewaan atas janji yang sebelumnya dilontarkan pihak pemerintah terkait akan mengaspal jalan dimaksud.
Karena janji tak kunjung ditepati, maka warga yang sudah terlanjur kecewa akhirnya melakukan aksi pemblokiran. Warga juga menuliskan berbagai poster kritikan yang ditempel di lokasi pemblokiran.
Baca juga: Pekerja ancam blokir jalan ke PT Medco
Mustafa menambahkan, sekitar 800 meter jalan di Dusun Teungku Umar ini rusak dan tak pernah diaspal. Jalan ini penghubung dengan Gampong Biara Timur ke arah selatan dan jalan Medan-Banda Aceh ke arah bagian utara.
Pembukaan jalan dimaksud, sambung Mustafa, setelah adanya kesepakatan antara masyarakat dengan Ketua DPRK Aceh Utara Ismail A. Jalil atau Ayahwa dan Wakil Ketua DPR Aceh Utara Mulyadi CH yang turun ke lokasi, dengan berjanji akan menganggarkan dana untuk pengaspalan jalan itu pada 2020.
Sementara surat perjanjian yang ditulis tangan dan bermaterai serta ditandatangani Ismail A Jalil atau Ayahwa dan Mulyadi CH itu berbunyi di antaranya mereka berkomintmen untuk membangun jalan itu.
Baca juga: Warga Tanah Pasir blokir jalan
“Dengan ini kami berkomitmen bersama di hadapan masyarakat dan aparatur Gampong Rawang Itek bahwa jalan penghubung antar gampong yang ada di Rawang Itek (Jl Stadion) akan kami bangun (diaspal) pada tahun 2020,” bunyi surat itu seperti diterima Antara.
Pernyataan surat itu juga dibenarkan Wakil Ketua Forum Keuchik Kecamatan Tanah Jambo Aye, Usman Kaoy yang juga ikut turun ke lokasi bersama Muspika setempat saat negosiasi pembukaan jalan yang diblokir dimaksud dilakukan.
Informasi diterima media ini, aksi itu sempat membuat aktivitas masyarakat termasuk anak sekolah terganggu karena tidak bisa melintas, hingga akhirnya sebagian dari mereka memilih jalan lain yang lebih jauh sebelum pemblokiran itu dibuka.
Pewarta: ZubirEditor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA 2025