Aceh Tengah (ANTARA) - Warga Kemukiman Wih Dusun Jamat, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah meminta pemerintah segera membuka akses jalan di desa mereka karena hingga hari ini masih terisolir pascabencana.

"Sudah 25 hari, kami sudah tidak sanggup," kata salah seorang warga Kampung Jamat, Sertalia, di Aceh Tengah, Sabtu. 

Kampung Jamat merupakan salah satu desa terisolasi di Aceh Tengah pascabencana banjir dan longsor tiga pekan lalu. Akses jalan menuju desa ini putus total. 


Baca juga: Fatimah, warga Aceh Tengah yang makan labu rebus kurang bantuan beras

Warga desa berharap agar akses jalan di desa mereka bisa segera pulih dan meminta pemerintah dapat merespon lebih cepat dan tanggap. 

"Kami di sini banyak yang sudah kelaparan. Kami bukan mau ngemis, tapi tolong buka akses jalan kami, agar kami bisa berusaha," ujar Sertalia. 

Dirinya menuturkan, sudah tiga pekan berlalu pascabencana, belum juga ada upaya perbaikan dan pemulihan oleh pemerintah untuk desa mereka. 

Menurutnya, kondisi warga desa juga makin sulit dan mulai kehabisan bahan pangan, obat-obatan, serta kebutuhan pokok lainnya untuk bertahan hidup. 

Sementara, bantuan logistik yang pernah diterima warga desa, kata Sertalia, jumlahnya sangat terbatas dan masih jauh dari kata cukup. 

"Tenaga kami sudah habis untuk gotong royong, buat tenda pengungsian, ngumpulin harta benda yang masih bisa dipakai, buka jalan, buat jembatan," katanya. 

Bencana banjir bandang dan tanah longsor tiga pekan lalu membuat empat desa di wilayah Kemukiman Wih Dusun Jamat hilang. Diantaranya Kampung Jamat, Kute Reje, Delung Sekinel, dan Kampung Reje Payung. 

"Sebanyak 120 KK dari empat desa ini sekarang tinggal di pengungsian, desa  sudah berubah jadi aliran sungai dan tersapu banjir bandang," ujar Sertalia. 


Baca juga: Update Bencana Aceh, Petani pikul cabai lewati jalur ekstrem dari Ketol ke Lhokseumawe



Pewarta: Kurnia Muhadi
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025