Banda Aceh (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan fasilitas pendidikan di bawah kewenangan Kemenag akan mulai dibangun kembali pada tahun anggaran 2026.

"Kami telah menerima data secara lengkap terhadap madrasah dan pesantren yang hanyut, rusak parah dan rusak ringan  termasuk mahasiswa terdampak bencana yang orang tuanya berada di tempat pengungsian,"  kata Nasaruddin di UIN Ar Raniry, Darussalam, Banda Aceh, Sabtu.

Pernyataan itu disampaikan di sela-sela menyerahkan bantuan tanggap darurat Bangkit dan Pulih Kembali bersama Menteri Agama untuk mahasiswa terdampak bencana di Aceh dengan total Rp2,3 miliar.

Ia menjelaskan selain anggaran yang disiapkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk daerah bencana, Kemenag juga mengalokasikan anggaran secara khusus untuk pembangunan fasilitas pendidikan yang rusak dan hilang karena bencana.

"Kita juga akan merelokasi anggaran untuk program rehabilitasi pada tahun 2026. Setelah tahap tanggap darurat, kami nanti akan bergerak untuk program rehabilitasi, pemulihan yang dilaksanakan secara berkelanjutan," katanya.

Dalam penanganan bencana, Kemenag telah hadir sejak awak bencana yakni menyalurkan bantuan pangan dan untuk tahap kedua, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyerahkan bantuan senilai Rp37,95 miliar bagi penyintas bencana di Aceh melalui kolaborasi Kemenag, BAZNAS, dan lembaga zakat.

Menag Nasaruddin Umar mengatakan, kehadirannya di Aceh merupakan bagian dari upaya memastikan program kemanusiaan yang telah berjalan terus berlanjut dan tepat sasaran. 

Baca: Update Bencana Aceh, Tujuh sekolah agama hanyut dan tiga roboh

“Sejak awal bencana, jajaran Kementerian Agama sudah bergerak bersama relawan dan mitra zakat. Ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden, bahwa seluruh unsur pemerintah harus hadir untuk membantu para penyintas. Kami akan sekuat tenaga membantu memulihkan kondisi ini," kata Menag.

Bantuan difokuskan untuk mendukung pemulihan fasilitas dan satuan kerja Kementerian Agama yang terdampak, antara lain Kantor Urusan Agama (KUA), madrasah, dayah, dan masjid di sejumlah wilayah Aceh.

Adapun beberapa bantuan yang dibawa antara lain genset, pakaian, selimut, perlengkapan solat, sembako, mesin penyulingan air bersih, dan sebagainya.

Selain bantuan tanggap darurat, Menag menegaskan bahwa pemerintah juga menyiapkan langkah lanjutan untuk pemulihan jangka menengah dan panjang. 

“Insya Allah dana yang disiapkan akan cukup untuk membangun fasilitas pendidikan termasuk sekolah yang hanyut saat banjir," katanya.

Berdasarkan data hingga 18 Desember 2025, Raudhatul Athfal (RA) dan madrasah yang hanyut di Provinsi Aceh yakni  hingga 18 Desember 2025 RA Seunong, MIN 5 Pidie Jaya, MIS Pasir, RA Al Hijrah Badrul Ulum, MIS Badrul Ulum, MTs Badrul Ulum dan MAS Badrul Ulum.

Kemudian Raudhatul Athfal (RA) dan madrasah yang roboh yakni RA Al-Ikhlas, MAS Baitul Hidayah dan MTsS Wih Tenang Uken.

Baca: Kemenag Aceh Besar distribusi 10 ton bantuan untuk korban banjir Aceh



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025