Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Aceh menyatakan sebanyak 366 puskesmas yang tersebar di 18 dari 23 kabupaten kota yang terdampak bencana di provinsi tersebut sudah berfungsi.

"Sebanyak 366 puskesmas yang terdampak bencana sudah berfungsi melayani kesehatan masyarakat," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh Ferdiyus di Banda Aceh, Sabtu.

Sedangkan sebanyak 30 puskesmas lainnya, kata dia, belum dapat difungsikan karena ada yang tertimbun lumpur, rusak berat, dan lainnya akibat bencana. 

"Puskesmas yang belum berfungsi tersebut tersebar di enam kabupaten kota yang terdampak parah akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi akhir November 2025," katanya.


Baca juga: 439 sekolah di Aceh Tamiang rusak akibat banjir

Untuk rumah sakit pemerintah di wilayah bencana, Ferdiyus menyebutkan semua sudah berfungsi melayani masyarakat. Hanya saja rumah sakit di Kabupaten Aceh Tamiang berfungsi dengan kondisi terbatas.

"Beberapa peralatan medis di rumah sakit tersebut tidak bisa digunakan akibat banjir bandang. Namun, pelayan dasar di rumah sakit tersebut sudah berjalan," kata Ferdiyus.

Sementara untuk rumah sakit swasta, kata dia, sudah ada lima yang telah beroperasi. Sedangkan tiga rumah sakit swasta lainnya belum berfungsi akibat dampak bencana tersebut.

"Secara keseluruhan, pelayanan kesehatan masyarakat tetap berjalan. Saat ini, ada sebanyak 794 tenaga kesehatan yang dikerahkan ke wilayah bencana melayani korban banjir," katanya.

Ferdiyus menyebutkan ratusan tenaga kesehatan tersebut terdiri dokter umum, dokter spesialis, ahli gizi, ahli lingkungan kesehatan, dan lainnya. Mereka memprioritaskan kelompok rentan di pengungsian.

"Keberadaan mereka untuk memastikan korban bencana tetap mendapatkan pelayanan kesehatan, mengingat sebagian dari masyarakat berada di pengungsian yang rentan terserang penyakit," kata Ferdiyus.


Baca juga: Dinkes Aceh waspadai penyakit menular di titik pengungsian



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025