Banda Aceh (ANTARA) - Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Prof Marwan menyatakan Program Studi Magister Damai dan Resolusi Konflik (MDRK) menjadi pusat pembelajaran yang dikunjungi banyak pihak dari daerah berkonflik.

"USK telah mengintegrasikan prinsip perdamaian dalam Mata Kuliah Umum (MKU) S1 dan memiliki Program Studi Magister Damai dan Resolusi Konflik (MDRK) yang berfungsi sebagai pusat riset," katanya di Darussalam, Selasa.

Pernyataan itu disampaikan di sela-sela Kuliah Umum bertajuk "Damai dalam Bingkai Kearifan Lokal" dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), Memorandum of Agreement (MoA), dan Program Implementation Arrangement (IA) dengan Nonviolent Peaceforce di Darussalam, Banda Aceh.

Ia menjelaskan prodi tersebut menjadi pusat pembelajaran yang dikunjungi banyak pihak dari daerah berkonflik, seperti Filipina, Thailand, Myanmar, hingga Afghanistan. 

"USK bertekad menularkan pengalaman damai Aceh ke daerah lain. USK berkomitmen mengawal perdamaian pascakonflik melalui jalur edukasi dan riset," katanya.

Baca: USK perkuat kerja sama dengan kampus di Afrika

Rektor mengatakan ada dua tonggak sejarah penting perdamaian Aceh: Ikrar Lamteh yang melahirkan Kopelma Darussalam dan MoU Helsinki pada tahun 2005.

“Alhamdulillah, damai telah berjalan 20 tahun berkat komitmen kita semua. Tanggung jawab kolektif saat ini adalah mengisi perdamaian tersebut, terutama untuk kesejahteraan masyarakat dan memastikan nilai-nilai perdamaian tersosialisasi serta menjiwai masyarakat,” kata Prof Marwan.

Menurut dia edukasi bagi generasi muda yang lahir setelah tahun 2005 sangat penting agar tidak mengulang sejarah konflik. 

Kepala Sekretariat Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Mahdi Effendi mengatakan damai lahir dari penghormatan, pengakuan, dan pengamalan nilai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari.

"Kearifan lokal adalah solusi kontemporer untuk mengatasi perpecahan sosial, konflik identitas, dan tantangan lingkungan. Tanggung jawab kita bersama adalah menjaga dan mengembangkannya demi harmoni dan masa depan bangsa yang adil dan beradab," katanya.

Baca: Rektor: USK hasilkan 20 guru besar per tahun



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025