Banda Aceh (ANTARA) - Kafilah Aceh Tgk Ashabul Aziz dari Dayah Darul Ihsan Aceh Besar berhasil meraih juara pertama atau medali emas pada kategori tafsir - wustha pada ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional 2025, di Sulawesi Selatan.

“Kemenangan ini merupakan buah dari kebersamaan, dukungan, dan doa seluruh masyarakat Aceh,” kata Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kanwil Kemenag Aceh Muntasyir saat dikonfirmasi dari Banda Aceh, Kamis.

Tak hanya emas, kafilah Aceh juga meraih sejumlah prestasi lainnya dalam MQK Internasional yang berlangsung di Pondok Pesantren As’adiyah, Wajo, Sulawesi Selatan, pada 1–7 Oktober 2025 tersebut. Sehingga menempatkan Aceh pada peringkat ke-8 nasional.
 
Adapun kafilah Aceh yang meraih prestasi pada ajang tersebut yakni Tgk Ashabul Aziz sebagai juara satu tafsir wustha, Tgk Ahmad Thaifur juara tiga tauhid ulya, Tgk Hafis Atha Ramadhan juara harapan satu hadis wustha.

Kemudian, Siti Sara Nadhifa juara harapan satu akhlak wustha, Naivasya Milhan juara harapan satu akhlak ulya, Aliya Rahayu juara harapan satu tauhid ulya, dan Hafizah Maheer sebagai juara harapan satu fiqh ushul - fiqh wustha.

Baca: Gubernur Aceh buka MQK 2025, harap santri dayah jadi garda pembangunan Aceh

Muntasyir merasa bangga atas perjuangan para kafilah yang sudah tampil maksimal di setiap sesi dan melalui proses panjang hingga sampai akhir.

“Sudah sepantasnya kita memberikan apresiasi dan penghargaan atas dedikasi serta kontribusi mereka yang telah mengharumkan nama Aceh di panggung internasional,” ujarnya.

Dirinya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif, terutama kepada para pimpinan dayah, pelatih, pembimbing peserta, panitia, serta masyarakat Aceh yang senantiasa memberikan dukungan dan doa untuk kemenangan kafilah Aceh di ajang internasional. 

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Azhari berpesan agar seluruh pihak terus menjaga semangat keilmuan santri Aceh. Mari mengambil hikmah dari perhelatan megah ini.
 
"MQK bukan sekadar kompetisi, tetapi wadah untuk menumbuhkan semangat belajar, istiqamah dalam merawat khazanah kitab kuning, serta memajukan pesantren sebagai pusat peradaban Islam di Aceh,” demikian Azhari.

Baca: Kankemenag: Lima santri Aceh Besar wakili Aceh ke MQK Nasional 2025



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025